Lihat ke Halaman Asli

Ksruh DPR Tidak Lagi Memprihatinkan Tapi Mengarah ke "Lucu"

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

proyek-proyek di DPR memang sangat mengagetkan masyarakat yg peduli sampai hari ini. Dugaan penggelembungan dana terasa terlalu nyata. anehnya oknum-oknum didalamnya malah saling tunjuk. yang bertanggung jawab siapa?. Banggar ka?, atau BURT kah? Sekjen atau Ketua Umum. Pak kalau masih ada sisa kalendernya, boleh buat saya tidak. haha ha, becanda. saya sudah punya kok kalender yang isinya tentang tatacara bercocok tanam yang benar (untuk petani -- saya seorang petani--). lagi pula kalau gambarnya ketua umum, saya kira tidak perlu dipajang di meja/dinding saya.  saya dan teman-teman sudah tahu kok, yang mana ketua DPR kita.

saya tidak tahu harus ngomong apa. barangkali begini.. Pak KPK, tangkap saja mereka, tidak usah pakai bukti. buang saja ke pulau Buru Sana untuk diPANCASILAKAN. Tapi bingung juga karena mereka dipercaya Rakyat lo. Ingat mereka ada disana karena dipilih oleh rakyat. Tentunya Rakyat tidak tahu persis siapa yang di pilih. kalau tahu otaknya gini tentu tidak akan dipilih.

dilematis memang ketika kita merunut sistim kita, dimana kita/rakyat harus memilih siapa wakilnya, sementara mereka tidak tahu menahu. ya beginilah jadinya. bukannya kebaikan yang ada malah malapetaka. kasihan. tapi sudahlah, Mereka (oknum di DPR) pastinya sudah salah. saling tunjuk menandakan kalau perbuatannya memang salah dan tidak bisa dipertanggung jawabkan dengan rumus apapun, (bahkan rumus togel sekalipun. percaya deh, saya pernah coba, hasilnya tidak dapat.. haha) trus gimana dong. bingung, betul-betul bingung. kalau di OPJ dalangnya pasti juga akan bingung. tapi semua juga ketawa. jadi masi kita ketawa. hahahahahahahahahahaha

Catatan : saya akan menyimpan ini di rubrik Humaniora, bkn hukum atau politik krn saya merasa ini ukan lagi urusan politik atau hukum tapi lebih ke persoalan kemanusiaan. masih kah pelakunya pantas disebut manusia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline