Akhlak mulia merupakan sesuatu yang dicintai dan diperintahkan oleh Allah. Bahkan Allah menjadikan akhlak mulia sebagai sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu akhlak mulia hendaknya menjadi pedoman dalam kehidupan , termasuk hidup berrumah tangga.
Keluarga dan rumah tangga yang dikendalikan oleh akhlak mulia, interaksi yang baik dalam ucapan dan perbuatan berpotensi menjadi keluarga bahagia, sukses, dan produktif dalam kebaikan. Jika semua anggota keluarga memiliki akhlak yang baik, insya Allah masing-masing anggota keluarga merasakan kebahagiaan di dalam di luar rumah.
Oleh karena itu pasangan suami istri (pasutri) hendaknya mengenali dengan baik nilai akhlak mulia ini. Dan berusaha untuk komitmen dengan akhlak mulia serta mengajarkan dan menanamkannya kepada anak-anak semenjak belia.
Iman Sempurna Karena Akhlak Kepada Keluarga
Akhlak yang mulia merupakan bagian dari iman. Bahkan salah satu tanda kesempurnaan iman adalah akhlak yang mulia. Orang yang berakhlak mulia juga merupakan manusia terbaik.
Rasul bersabda, "akmalul mu'minina iman[an] ahsanuhum khuluq[an] wa khiyarukum khiyarukum li nisaaikum; Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan orang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik (akhlaknya) kepada istrinya". (HR. Ibnu Hibban).
Baca Juga:
Serbi-Serbi Rumah Tangga Bahagia (1): Tujuan Menikah
Serba-Serbi Rumah Tangga Bahagia (2): Menyikapi Hak dan Kewajiban Secara Adil
Dalam konteks rumah tangga dan keluarga, kebaikan akhlak seorang laki-laki atau suami kepada istrinya merupakan salah satu bukti dan indikator kebaikannya.
Kadang ada laki-laki yang sangat baik di luar rumah, humble kepada semua orang, ramah kepada rekan kerja, royal kepada teman nongkrong, pengayom kepada anggota team di tempat kerja, tapi kasar dan emosian pada pasangan dan anak-anak. Ini tentu tidak baik.