Lihat ke Halaman Asli

Syamsuddin

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Hari Buku Nasional 2024: Kenali 6 Langkah Menanamkan Minat Baca Pada Anak Sejak Bayi

Diperbarui: 17 Mei 2024   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku "Membuat Anak Gila Memmbaca"/sumber:Dokpri

Hari Buku Nasional 2024: Kenali 6 Langkah Menanamkan Minat Baca  Pada Anak  Sejak Bayi

Hari ini, 17 Mei 2024 kembali diperingati  sebagai Hari Buku Nasional.  Setiap peringatan hari buku perhatian kita terhadap problem literasi dan rendahnya minat baca kembali terusik.

Pada momentum hari buku nasional tahun 2023 lalu, penulis menulis artikel singkat tentang rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Selain minat baca yang rendah, daya baca juga rendah.

Salah satu problem rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah faktor lingkungan keluarga. Membaca  dan menanamakan minat baca belum menjadi agenda dalam pendidikan keluarga di Indonesia.

Oleh sebab itu salah satu solusi penting mengatasi krisis literasi dan rendahnya minat baca adalah dengan menumbuhkan minat baca sejak dini. Tentu saja penanaman dan penumbuhan minat baca sejak dini harus dimulai dari lingkungan keluarga.

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menanamkan minat baca sejak dini adalah memberi pengalaman membaca sejak dini. Namun yang penting bukan sebatas membuat anak bisa baca. Bahkan bukan sekedar membuat anak cinta, gila, dan ketagihan membaca.

Tapi lebih dari itu, menurut Mohammad Fauzil Adhim adalah menumbuhkan minat yang kuat pada anak-anak untuk membaca. Fauzil Adhim mengulas tips dan kiat menumbuhkan minat baca yang kuat pada anak dalam bukunya ''Membuat Anak Gila Membaca" (Adhim 2015).

Lewat buku setebal 284 halaman ini  penulis produktif buku-buku bertema  keluarga ini berbagi ide dan tips tentang menumbuhkan minat baca pada anak. Secara umum ada tiga kiat utama menumbuhkan minat baca pada anak yang kemudian dijelaskan masing-masing pada tiga bagian penting buku ini. Yakni memberi pengalaman membaca sejak dini, menciptakan kondisi yang baik untuk membaca dan mencintai bacaan, serta menyelaraskan aktivitas membaca dan proses menanamkan minat baca dengan dunia anak yang identik dengan bermain.

Mengapa Pengalaman Membaca Sejak Dini Penting?

Sebagai sarjana psikologi Pak Fauzil tentu sangat  paham tentang konsep dan teori perkembangan manusia. Beliau membagi  proses memberi pengalaman membaca menjadi dua tahap. Yakni sejak bayi baru lahir dan sejak anak berusia dua tahun.

Kenalkan membaca sejak bayi. Karena perkembangan otak paling pesat terjadi pada rentang usia 0-6 tahun. 80 % ukuran otak manusia pada masa dewasa bahkan ditentukan pada dua tahun pertama. Sayangnya pendidikan kita  justru dirancang untuk usia 6 tahun ke atas. Pendidikan pada masa prasekolah cenderung kurang inovatif. Padahal pada masa inilah rangsangan belajar paling efektif dilakukan. (hlm.46). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline