Lihat ke Halaman Asli

Syamsuddin

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pada Usia Berapa Kamu Punya Motor Sendiri?

Diperbarui: 25 Juni 2023   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada usia berapa kamu memiliki kendaraan bermotor sendiri?

Saya menjuduli  dan memulai tulisan ini dengan kalimat serupa karena beberapa saat lalu seorang kawan curhat tentang kesulitan dia membelikan sepeda motor untuk anaknya. Memang ia pernah mengiyakan permintaan putranya untuk dibelikan motor sekira 3 tahun lalu. Tepatnya pada bulan Maret 2020. 

Waktu itu sang anak meminta dibelikan motor jika sudah masuk ke jenjang SMA. Kebetulan waktu itu si anak masih SMP. Saat ini anaknya sudah kelas XI SMA/SMK. 

Tahun itu keuangan kawan tersebut masih lumayan bagus. Sehingga ia mengiyakan permintaan anaknya. Karena dia optimis bisa menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung sebagai persiapan membeli motor buat sang anak saat nanti masuk SMP. 

Namun, qaddarallah. Wabah pandemi Covid-19 melanda. Wabah yang diakibatkan virus Corona tersebut berdampak pada berbagai aspek dan bidang kehidupan, terutama sektor ekonomi.

Tak sedikit yang kehilangan pekerjaan akibat PHK dan atau pengurangan karyawan. Termasuk kawan tersebut. Beliau berprofesi sebagai pegawai swasta plus pekerjaan sambilan paruh waktu dan usaha/bisnis/wira usaha lainnya.

Ia tetap menekuni dunia usaha/bisnis dan usaha lainnya secara free lance karena memang penghasilan sebagai pegawai swasta dirasa belum cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu ia tetap bekerja paruh waktu untuk menyalurkan beberapa hobinya. Ya, menyalurkan hobi plus dapat cuan, katanya.

 

Akibat covid hampir semua pekerjaan paruh waktu yang dilakoninya terhenti. Sebabnya sangat beragam. Mulai dari perusahaannya tutup, pengurangan mitra, penghapusan pekerja paruh waktu, pemutusan kontrak, dan sebagainya. Sehingga yang tersisa hanya pekerjaan pertama sebagai karyawan swasta.

Ternyata si putra dari kawan tersebut terus menagih janji akan dibelikan motor. Puncaknya semalam si anak menyampaikan Whatsapp ke ayahnya, yang intinya bahwa sejak  . . . dijanji mau dibeliin motor tapi sampai mau naik kelas XII belum dibeliin juga, gimana seh. Plus kata-kata lain yang tak elok dituliskan di sini.

Si ayah nampak terpukul dengan sikap ngotot anaknya tersebut. Ia bukan tak mau membelikan, tapi karena memang belum punya. Lagian belum butuh-butuh amat. Gue aja dulu nanti kerja dan nikah baru kebeli motor. Itupun bekas dan cicil. Ini bocah masih bisa ngangkot ke sekolah, malah tetap ngotot dibeliin motor sementara orangtua masih berjuang untuk biaya hidup hari-hari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline