Awalnya saya ragu memasukan menulis sebagai hobi untuk saya tuliskan pada tema samberharike12 ini. Pasalnya tema samber hari ke-12 yang adalah Hobi saat Ramadan. Sementara selama ini saya gamang menganggap menulis sebagai hobi. Bukan karena tidak suka menulis. Justru saya sangat suka menulis. Tapi selama ini saya menganggap, perasaan suka menulis bukanlah sebagai hobi. Tapi memang keharusan. Saya merasa bahwa menulis merupakan aktivitas yang melekat pada diri sebagai pelajar dan pengajar/pendidik. Menulis merupakan pekerjaan yang menyatu dengan kegiatan belajar dan mengajar. Ini prinsip yang saya anut sejak lama.
Oleh karena itu (sebenarnya) jika sebagian teman menganggap saya sebagai penulis atau (ada yang bilang pandai nulis) maka sebenarnya bukan karena saya bisa atau mahir. Saya juga merasa belum apa-apa sama sekali dalam soal tulis menulis. Tapi kalau saat ini bisa menulis sedikit demi sedikit karena senang belajar dan berlatih terus menerus. Saya belajar dan berlatih menulis, awalnya (sekali lagi) bukan karena merasa hobi menulis (malah malu merasa hobi menulis karena tulisan masih kurang bagus). Tapi karena merasa harus menulis.
Iya,belajar dan berlatih menulis karena merasa harus menulis. Karena menulis merupakan aktivitas yang melekat pada diri. Melekat pada diri sebagai pelajar. Waktu sekolah SD-SMP di pelajaran bahasa ada pelajaran dan tugas menulis. Karena memang menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dan yang namanya ketrampilan kadang bisa dikuasai bukan karena disukai, tapi karena dilatih dan dibiasakan. Di sini berlaku ''ala bisa karena biasa". Kalau saya malah lebih parah dari sekadar ala biasa karena bisa. Karena dalam belajar menulis saya menganut prinsip ''ala biasa karena biasa dan ala biasa karena dipaksa".
Oleh karena itu karena merasa tidak ada aktivitas Ramadan yang layak dituliskan sebagai hobi, maka bismillah, nulis-nya sama dengan rekan kompasianer lainnya, yaitu tentang hobi menulis. Dan faktanya menulis merupakan kegiatan rutin saban hari selama Ramadan kali ini. Menulis juga merupakan ibadah. Yakni menebarkan kebaikan dan kebenaran melalui tulisan (da'wah bil kitabah). Semoga kebaikan yang tersebar melalui tulisan di kompasiana menjadi salah satu amal jariah di bulan Ramadan ini. Amin.
Akhirnya sebelum memulai tulisan ini saya pastikan dengan mengecek pada aplikasi wikipedia dan kkbi. Ternyata di wikipedia menulis masuk dalam daftar jenis hobi. Wikipedia mendefinisikan hobi sebagai kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan pikiran seseorang. Wikikpedia juga mengutip pengertian menulis versi Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hobi adalah kata benda (noun) yang dapat diartikan sebagai kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan sebagai pekerjaan utama. (https://kbbi.web.id/hobi).
Masih menurut Wikpedia, kata Hobi merupakan sebuah kata serapan dari Bahasa Inggris "Hobby". Turunan kata dari hobi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pehobi. Pehobi merupakan orang yang memiliki hobi atau kegemaran. (https://id.wikipedia.org/wiki/Hobi).
Selanjutnya https://id.wikipedia.or/wik/Hobui juga menampilkan jenis-jenis hobi. "Contoh jenis-jenis dari hobi antara lain: Berkebun, Bermain, Filateli, Fotografi, Kaligrafi, Melukis, Menulis, Menjahit, Memasak, Origami, Otomotif, Bepergian (Traveling), Kolektor Die-Cast, dan Membuat Diorama.
Jadi, clear bahwa menulis termasuk hobi.
Menulis sebagai Hobi saat Ramadan
Lanjut ke menulis sebagai hobi saat Ramadan. Walau sempat bingung sendiri soal menulis sebagai hobi. Tetapi memang faktanya bertahun-tahun menulis menjadi salah satu kegiatan pengisi hari-hari Ramadan saya sejak lama. Seingat saya sejak tahun 2007an. Ya, Ramadan 2007. Waktu itu kebagian tugas menulis artikel dakwah di website dakwah dan salah satu koran lokal:Harian Ujung Pandang Ekspres (Upeks), di Makassar. Kebagian tugas menulis artikel di website karena memang merupakan salah satu jobdes sebagai pengurus departemen dakwah. Sama halnya menulis artikel Ramadan di harian Upeks. Awalnya bertugas mengkoordinir para kontributor. Kebetulan organisasi dakwah yang saya tempati berkiprah menjalin kerjasama segitiga dengan salah satu stasiun radio celebes dan harian Upeks.
Radio Celebes menyiarkan rekaman ceramah para Ustadz melalui program Oase Ramadan. Oase Ramadan hadir di ruang dengar warga Makassar dan sekitarnya dua kali sehari. Yakni menjelang sahur dan buka puasa. Sementara harin Upeks memuat transkrip taushiyah Oase Ramadan pada rubrik Hikmah Ramadan. Qaddarallah, dalam perjalannya tidak semua narsum yang mengisi konten oase Ramadan menyiapkan tulisan untuk publish di rubrik Ramadan Upeks. Jadinya setiap jelang naik cetak saya didesak untuk mengirimkan tulisan dari para nara sumber dan kontributor. Setelah mengirim pesan singkat melaui SMS (waktu itu masih zaman SMS) dan atau menelpon tapi tak ada respon, akhirnya mau tidak mau saya harus menangani. Sehingga hampir setiap sore atau setiap malam bakda Tarawih menulis artikel singkat 500-750 kata.