Lihat ke Halaman Asli

Syamsuddin

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Hadis Puasa dan Ramadan #3#: Puasa itu Perisai

Diperbarui: 25 Maret 2023   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa itu perisai/Photo:albateqa.site

Puasa itu Perisai


''As-Shiyam[u] junnat[un]; puasa itu perisai", jelas kanjeng Nabi dalam sabdanya seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. "Oleh karena itu jika salah seorang diantara kalian sedang berpuasa janganlah dia bertindak tidak senonoh, berteriak-teriak (gaduh)", jelasnya. "Jika ia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang maka hendaknya ia mengataka, 'saya sedang puasa', ''lanjutnya.

 

Puasa itu Perisai

Dalam hadis tersebut Nabi menyebut puasa sebagi junnah atau junnat[un]. Artinya perisai.Dalam kamus Al-Munawwir junnah diartikan sebagai (1) perisai, (2)  as-sitru atau tabir dan (3) segala sesuatu yang melindungi dari ancaman senjata (kullu ma waqqa minas silah).

Dalam konteks makna dan arti junnah sebagai perisai dan atau sesuatu yang melindungi dari ancaman senjata terdapat lafaz dan redaksi hadis dalam riwayat lain yang berbunyi, "as-Shiyam[un] junnat[un] ka junnat[i] ahadikum min[al] qital, puasa itu perisai seperti perisai salah seorang diantara kalian dari (ancaman senjata) dalam peperangan".

Sedangkan makna junnah sebagai as-sitru (penutup) disebutkan oleh Al-Qurthubi sebagaimana dinukil oleh Ibn Hajar dalam Fath[ul]Bari.  Beliau mengatakan puasa itu perisai, yakni menutupi pelakunya dari gangguan syahwat dan hawa nafsu. Hal ini sesuai kalimat penjelas dalam lanjutan hadis tersebut, "jika sedang puasa maka jangan bertindak tidak senonoh (rafts) . . . .". Hal ini juga lanjut al-Qurthubi sejalan dengan maksud perintah (masyru'iyyah) puasa itu sendiri.  

Perisai dari Syahwat dan Maksiat

Puasa itu perisai, yakni pelindung dari syahwat dan maksiat/Photo: albateqa.site

Makna dan fungsi puasa sebagai perisai yang pertama adalah perisai dari syahwat dan hawa nafsu. Makna dan peran ''perisai dari syahwat" ini ditunjukan oleh penjelasan Nabi dalam  hadis tersebut, bahwa kalau sedang puasa maka janganlah seseorang bersikap tidak senonoh (fa la yarfuts). Dalam Al-Muwatha Imam Malik hadisnya berbunyi, "Puasa itu perisai, maka jika salah seorang diantara kalian sedang puasa maka jangan bersikap tidak senonoh". Rafts juga berarti kata-kata kotor dan cabul yang mengarah kepada maksud hubungan badan atau prolog nya.

Fungsi junnah sebagai perisai dari syahwat pada puasa juga ditunjukkan oleh hadis riwayat Imam Muslim yang berbunyi, ''yada'u syahwatahu wa tha'amahu min ajli; dia meninggalkan syahwat (biologis)nya dan makannya demi Aku".  Artinya jika puasa dilakukan karena Allah dan dijalani dengan benar tanpa dikotori dengan rafs saat puasa, maka puasa seperti ini akan menjadikan pelakukan terbentengi dari syahwat setelah menjalani puasa Ramadan.

Perisai dari Sikap dan Tindakan Emosional

Puasa sebagai perisai juga berfungsi menjaga dan melindungi dari sikap dan tindakan emosional yang tidak terkontrol. Dalam konteks ini nampak puasa hikmah puasa sebagai pengendali diri. Makna ini ditunjukan oleh sabda Nabi. ''faidza kana yaumi shaumi ahadikum fala yarfuts wa la yashkhab; jika di suatu hari salah seorang diantara kalian sedang berpuasa maka janganlah dia bersikap tidak senonoh (dengan berkata kotor) dan berkata kasar (berteriak-teriak".  

Dalam riwayat Bukhari disebutkan larangan bersikap bodoh/jahl. ''As-Shiyam[u] junnat[un] fala yarfuts wa la yajhal; puasa itu perisai, maka jangan bersikap tidak senonon dan bertindak bodoh (saat puasa)". Makna wala yajhal; jangan bertindak bodoh menurut Ibn Hajar adalah, "jangan melakukan suatu perilaku bodohseperti berteriak-teriak dan berkata kotor".

Baca Juga:

Hadis Puasa dan Ramadan #1#: Ramadan Syahrun Mubarak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline