Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama. Sebab pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; (https://kbbi.web.id/didik). Karena kata didik yang merupakan akar kata dari pendidikan mengadung arti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran:
Jika pendidikan merupakan proses memelihara dan memberi latihan, ajaran, dan tuntunan mengenai akhlak maka tak dapat dielakkan, pendidikan pertama yang diperoleh seseorang adalah pendidikan di lingkungan keluarga oleh kedua orangtua. Dengan kata lain kedua orangtua (ayah dan ibu) adalah guru dan pendidik pertama dan utama.
Oleh karena rumah tangga merupakan salah satu dari tri pusat pendidikan dan kedua orangtua merupakan pendidik pertama dan maka seyogyanya kepala keluarga memiliki kapasaitas dan kompetensi pendidik. Tentu kompetensi dalam kapasitasnya sebagai pendidik dalam konteks mengasuh dan mendidik akhlak. Seyogyanya pula para kepala keluarga memiliki pedoman sebagai acuan kurikulum pendidikan keluraga.
Buku ''Kiat Menjadi Guru Keluarga" karya Adian Husaini merupakan salah satu referensi yang patut dirujuk. Walau sangat sederhana, hanya 101 halaman, namun layak dijadikan sebagai rujukan. Paling tidak buku ini memberi arah tentang apa dan bagaimana seharusnya pendidikan keluarga dilakukan.
Buku ini terdiri atas lima bagian; yakni (1) Jadilah Guru Keluarga; (2) Tanamkan Adab; (3) Siapkan Generasi Pejuang; (4) Awas, Ini Ujian Iman; dan (5) Cari Ilmu yang Manfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H