Bulan Juli 2020 mendatang akan menjadi hari bersejarah bagi pelajar tingkat SMP dan SMA. Setelah hampir 3 bulan di rumah saja, pelajar Indonesia akan kembali ke sekolah. Melanjutkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersama guru secara langsung.
Ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu banyak pelajar Indonesia. Setelah banyaknya keluhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara virtual dinilai tidak efektif, bahkan tidak efisien karena bolak balik membeli kuota internet. Maklum saja, hanya sedikit dari lembaga pendidikan yang memberlakukan subsidi kuota untuk PJJ.
Kabar baik dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim melalui video conference pada Senin, 16 Juni 2020, tidak saja membawa angin segar tapi juga angin ribut di tengah masyarakat.
Di satu sisi, anak-anak akan bebas keluar rumah untuk beraktivitas, anak-anak akan kembali bertemu guru dan teman-temannya. Di sisi lain muncul rasa waswas para orang tua, membiarkan anak-anak keluar rumah saat pandemi Covid-19, sementara vaksin belum kunjung ditemukan. Situasinya rumit, semacam memakan buah simalakama. Ingin sekolah, tapi gelisah, waswas, duh makin dilema jadinya.
Pening saja tidak cukup, sebab masih ada solusi yaitu KBM Mix online dan offline. KBM Mix adalah sebuah proses pembelajaran dengan menggabungkan cara belajar konvensional di ruang kelas dengan pembelajaran virtual melalui sosial media dalam waktu bersamaan.
Menghadirkan sosial media dalam KBM dengan model belajar mix online dan offline tentu akan menyenangkan. KBM mix merupakan konsep yang ideal sekaligus langkah preventif di masa transisi, New Normal saat ini.
Model pembelajaran ini, secara otomatis menerapkan pysical distancing, dimana kapasitas ruang kelas hanya akan menampung 50% dari jumlah siswa dan 50 % lainnya belajar virtual dari rumah.
Perihal ini, kita harus saling memahami duduk perkaranya. Di saatu sisi, anak-anak butuh melanjutkan sekolah tapi ada pandemi Covid-19. Di sisi yang lain, kehadiran guru mutlak dibutuhkan para siswa. Peran guru bukan semata-mata mentransfer pengetahuan, melainkan mentransfer budaya, akhlak dan nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran virtual hanya mampu mentransfer pengetahuan, tapi tidak dengan gambaran nyata tauladan akhlak dari guru pada siswanya.
Soal KBM Mix ini tidak perlu terlalu khawatir, per Januari 2019, riset Wearesosial Hootsuite menyebutkan, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Dengan begitu KBM Mix ini sangat mungkin dilakukan.
Untuk teknisnya bisa di mulai dengan membagi jumlah siswa kelas dalam dua kelompok. Lazimnya dalam pembagian shif, siswa akan pergi ke sekolah sesuai jadwal kelompoknya. Sementara itu, kelompok lain mengikuti KBM secara virtual di rumah melalui live streaming sosial media sesuai platform media yang disepakati bersama.
Bagi siswa yang ke sekolah, wajib mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan membawa masker cadangan untuk ganti setelah 4 jam pemakaian, membawa bekal makanan dari rumah serta sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang disiapkan oleh pihak sekolah.