Lihat ke Halaman Asli

Jakarta: Seperti Jengkol.. Bau Tapi Banyak yang Mau

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Facial make up adalah pekerjaan seni namun harus memiliki pengetahuan ilmu kesehatan meski kerjanya cuma merias wajah tetap saja dibutuhkan pengetahuan setidaknya anatomi untuk mengenali bentuk wajah seseorang yang akan dipoles make up.


“Paling dasar adalah bentuk rahang”. Tugas kita adalah mencitrakan bahwa klien kita menjadi cantik setelah kita merias wajahnya. Terpenting yakinkan kepada klien kita sehingga pede bahwa dia memang sudah cantik.


“Meskipun sebenarnya tidak”


“…ha ha ha ha”


“Dan dia tidak pernah menyesal bayar mahal di salon kita”


“ ha ha ha ha.”


“gicu deh..yaam..eee ayam…eee ayam”.


"Aouww ike dibilang ayam"


"Sorry broo"


Ismayani adalah namanya untuk malam hari, tetapi keterusan, siang haripun akhirnya lebih ngetop dengan nama Isma-yani. Satu identitas amphibi. Memang bukan nama sebenarnya tetapi gabungan Ismail dan Jani. Sejatinya nama itu adalah Ismael van Jaan. Ternyata nama juga mengalami metamorphose dari Ismael van Jaan menjadi Ismayani. Asyiik.


Di Jakarta, sepahit dan sesulit apapun harus bisa bertahan sambil belajar memahami realitas geliat kehidupannya. Kira kira begitulah kesimpulan jalan pikirannya ketika datang ke Jakarta mengadu nasib couples year ago dengan modal nekad membawa sepuluh jarinya. Entah bagaimana awalnya dia mendapatkan optimismenya bahwa komunitas bencong memberi peluang usaha baginya untuk mengembangkan karir sebagai beauty care specialist.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline