10 Novemper 1945 adalah hari pahlawan yang seterusnya berlangsung diperingati dan dirayakan setiap tahun. Pahlawan adalah seseorang yang telah bekerja keras, berjuang, mengabdi diri mengatasi penderitaan masyarakatnya dari akibat suatu tekanan keadaan. Suatu penderitaan masyarakat yang diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk keadaan musibah tsunami, banjir banding, gempa, kerusuhan rasial, kisruh politik, penindasan, penjajahan dan bencana ekonomi atau meleise serta berbagai kenistaan lainnya.
Dengan pemahaman seperti itu maka para relawan maupun mereka yang secara fungsional kedinasan bekerja keras memberikan bantuan pertolongan seperti pada musibah tsunami Mentawai, Erupsi Gunung Merapi, bencana banjir dan berbagai peristiwa musibah sebelumnya, mereka adalah pahlawan. Teruslah berjuang.
Ini adalah pandangan personal yang sudah tentu berbeda dengan terminology pahlawan dalam konteks formalitas kenegaraan yang telah ditentukan dengan Undang Undang. Dalam kontek formal pemerintahan dan kenegaran bisa saja terdapat ambivalensi yang sangat tergantung pandangan politik yang dianut pada era atau kurun waktu tertentu.
Namun sebaliknya, meskipun seseorang itu berada pada lingkaran suprastruktur sebagai pejabat pemerintahan, legislative, yudiktif dan para pemimpin formal maupun non formal lainnya bahkan seorang presiden sekalipun, namun pada praktiknya sepak terjang figure tersebut justeru menyulut kekisruhan politik, silang sengketa berbuntut kerusuhan, meresahkan dan kebangkrutan ekonomi yang menimpakan penderitaan bagi masyarakat bangsa ini. Sebagai manusia merdeka, secara personal rasanya sulit untuk menerimanya karena perilaku semacam itu bertentangan dan tidak menghormati pengorbanan para pahlawan bangsa ini.
Untuk itu semua mari kita renungkan……….
KEMERDEKAAN TERNYATA ADA DISINI
Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam jatuh berderai usai sidang MPR sekeping terinjak anggota majelis satunya lagi dipungut pemiliknya
Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam jatuh tenggelam kedasar palung laut Banda ketika pulang ke Jawa sekeping hanya ada disaku pemiliknya
Kemerdekaan ternyata ada disini ketika dilangit awan menggumpal dingin membeku menitik hujan turun sudah waktunya mendirus gunung menerjang hutan mengalir menuju laut sekeping harapan ada didasarnya.
Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam mampu membayar harga siomay dari pendagang yang ikhlas untuk anak negeri yang gelandangan kelaparan receh logam seratusan ada ditangannya.
Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam yang selalu ada disaku sang dokter bekerja secara saintifik berharap keberuntungan ketika mesin pendukung kehidupan sinyalnya terhenti receh logam jatuh dari sakunya dan pasien bernafas lagi.
Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam disumbangkan kepada tetangga almarhum terbaring santai diliang kuburnya ketika dua malaikat bertanya dengan santun marrabbuka aku menjawab nyaris berbisik Allahu rabbi.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H