Lihat ke Halaman Asli

Dinamika Politik Berlanjut Bisa Munculkan Jokowi dengan Pasangan Tak Terduga

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pandangan politik ARB, menurut saya – Berbagi kekuasaan eksekutif dan saling dukung di lembaga legislative atau parlemen adalah konsekuensi logis guna membentuk stabilitas politik. Mengapa disebut sebagai konsekuensi logis, karena tidak ada partai yang berhasil mendapat mandate mayoritas. Jalan tengahnya adalah bersinergi untuk membangun guna mencapai cita cita mensejahterakan rakyat.

Dengan demikian berbagi kekuasaan adalah pelaksanaan prinsip kehidupan demokratis. Berbagi kekuasaan adalah bentuk sinergi aspirasi politik rakyat. Karena bagaimanapun dalam kehidupan demokrasi, aspirasi politik rakyat melalui proses pemilihan umum berwujud keterpilihan kader partai di parlemen. Bagaimana mewujudkan aspirasi tersebut kedalam aktualisasi kehidupan pilitik, bentuknya adalah koalisi jika tidak terdapat mandat single majority.

Sebaliknya dalam berbagai kesempatan Jokowi justeru menegaskan sikap politiknya bahwa dia tidak akan melakukan politik transaksional bagi bagi kursi. Artinya berkoalisi tidak lantas harus berbagi kekuasaan tetapi koalisi adalah kerjasama untuk mencapai tujuan.

Maknanya sikap politik Jokowi tidak akan berkoalisi dengan ARB – Partai Golkar, titik. Demikian pula sikap politik Jokowi tidak akan berbeda terhadap Muhaimin Iskandar ( PKB maupun dengan tokoh muda Romy ( Sekjen PPP) dan Nasdem sekalipun, kecuali jika partner koalisi menerima tanpa syarat, bersedia untuk bekerjasama melaksanakan gagasan politik Jokowi. Bahkan Jokowi tidak menggunakan istilah koalisi tetapi kerjasama.

Perkembangan pemikiran saat ini , menurut saya kira kira begitu - prediksi sebelum fnal perolehan suara secara resmi diumumkan KPU. Dalam hal ini belum diketahui berapa jumlah pasti perolehan kursi masing masing partai di DPR. Jika jumlah kursi PDI-P mencapai 112 kursi atau 20% total 560 kursi parlemen. Pemikiran akan lebih dinamis dalam upaya pemenangan Pilpres 9 Juli 2014. Semua partai memang masih menunggu seperti sang penari menunggu gendang ditabuh.

Jika perolehan kursi PDI-P mencapai 112 kursi, pasangan Capres / Cawapres tidak mudah ditebak seperti banyak dibicarakan selama ini Jokowi – Machfud MD. Capres Jokowi bisa mengejutkan misalnya Jokowi – Puan Maharani lengkap dengan menteri kabinetnya misalnya terdapat nama ;

1.Cahyo Kumolo – Menteri Sekretaris Negara ( PDI-P)

2.Ryamizard Ryacudu , Jenderal TNI (Purn) – Menko Pertahanan dan Keamanan (Profesional )

3.HM Muhaimin Iskandar – Menko Kesra (PKB)

4.Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A. – Menteri Agama ( Profesioanl)

5.Muhammad Romahurmuziy – Menteri Perindustrian ( PPP)

6.Dr. Kurtubi – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. ( Partai NasDem).

................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline