Lihat ke Halaman Asli

hisyam ismoe wardhana

Masih seorang pelajar

Hero from Yarussalem Salahuddin Al Ayyubi

Diperbarui: 4 Mei 2023   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hero from Aleppo
Review buku Salahaduin Al - Ayyubi Sang Penakluk Yarussalem, karangan Abdul Latip Talib
Part 1

Siapa yang tidak kenal dengan Salahudin Al Ayyubi, beliau merupakan orang yang dikenal sebagai penakluk yarussalem, panglima perang yang lihai, ahli strategi bahkan disegani oleh musuhnya bahkan raja dari inggris King Richard pun mengaguminya.

Semua prestasi yang ia capai dan memiliki banyak keahlian yang membuat musuh sampai segan pun beliau dapatkan dengan cara yang tidak mudah. Sejak kecil, beliau dibekali ilmu peperangan oleh Asadudin yakni panglima perang Aleppo kala itu. Sejak kecil salahudin layaknya anak kecil pada umumnya tidak ada keistimewaan.


Kepiawaian perang yang dimiliki Salahaudin muncul ketika ia di didik dan dibesarkan oleh pemuda sekitar pada umumnya. Ketika dewasa, Salahudin menjadi seseorang yang ahli dalam menunggang kuda serta berkabung dengan pasukan berkuda di Aleppo. Pada masa tersebut Salahudin menerima perintah pertamanya yakni dipindahkan ke Mesir, pada awalnya beliau merasa berat hati karena sangat mencintai kota Aleppo . 

Namun setelah dipindahkan ke Mesir karir Salahuddin melsat dengan pesat. Bahkan menurut Lane Poole yang merupakan seorang ahli sejarahwan asal Inggris, Salahudin setelah meninggalkan Aleppo dan berada di Mesir,  beliau semakin beriman pada Allah SWT, meninggalkan harta yang bersifat duniawi, menjadi teladan bagi prajuritnya dan lebih fokus pada tujuan utama yakni membangun pemerintahan Islam yang kuat agar kaum Kristen bisa keluar dari Yarussalem.


Teladan yang bisa diambil dari cerita Salahuddin ketika ia di didik sejak kecil dan dipindahkan ke Mesir padahal saat itu ia sangat mencintai kota Aleppo ialah dalam tahapan belajar tidak mengenal besar kecil seseorang baik muda maupun yang tua, karena menurut penulis ketika belajar dikala waktu muda ibarat mengukir tulisan diatas tanah liat yang mudah diukir dan dapat tahan lama, jika belajar dikala waktu tua ibarat mengukir tulisan diatas batu yang sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama. jika ditilik dari perjuangan Salahudin Al Ayyubi pada saat muda ia sangat bersemangat dan hasilnya ia tuai pada saat ia beranjak dewasa. 


Pelajaran selanjutnya yang didapatkan penulis dari buku ini ialah kita tidak boleh mencintai sesuatu terlalu dalam, siapa tau yang kita cintai terlalu dalam tidak baik dan yang tidak kita cintai bahkan merupakan sesuai yang baik dari kita. Seperti yang dilakukan Salahudin Al Ayyubi kala ia pindah dari kota Aleppo ke Mesir untuk menjalankan tugasnya, setelah ia dipindahkan ke Mesir karirnya malah melesat dengan pesat


Lanjut part 2.......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline