Lihat ke Halaman Asli

syalsabila aisyah

Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga

Mahasiswa Unair Bawa Ide Inovasi Terapi Stroke Iskemik Raih Pendanaan PKM 2024

Diperbarui: 16 Juli 2024   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta Fakultas Farmasi UNAIR berhasil lolos tahap pendanaan dari Kemendikbudristek RI. Tim ini beranggotakan Shafa Shafira Maharani, Syahna Kumala Martiza, Firma Tazkiyya Adillia, Syalsabila Aisyah Rahmawati, dan Made Putriradhika Prabandari. 

Didampingi oleh bapak Andang Miatmoko, S.Farm., M.Pharm.Sci., Ph.D., Apt selaku dosen Fakultas Farmasi UNAIR, tim tersebut mengusung gagasan terkait stroke iskemik dengan menginovasikan sediaan Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) berbahan luteolin dari ekstrak daun krisan (Chrysanthemum morifolium). Pengembangan obat herbal ini dilakukan melalui serangkaian pengujian yang terstruktur. “Gagasan ini diusung berdasarkan data prevalensi stroke iskemik yang cukup tinggi dan terus meningkat di Indonesia,” tutur Shafa selaku ketua tim.

Shafa menjelaskan, sebagai mahasiswa farmasi, ia dan tim terdorong untuk menciptakan sebuah inovasi sediaan untuk terapi stroke iskemik. Inovasi tersebut dengan memanfaatkan kandungan luteolin dalam ekstrak daun krisan yang memiliki aktivitas neuroprotektif sebagai terapi stroke iskemik.

Tidak Takluk Pada Tantangan

Shafa menjelaskan, bahwa untuk lolos pendanaan PKM merupakan hal yang tak mudah. Ia dan tim perlu mengusungkan gagasan dalam rentang waktu yang singkat serta melakukan penelitian lebih lanjut untuk merealisasikan inovasi ini. 

Perubahan rencana dan waktu tentu menjadi hal yang tak dapat dipungkiri oleh Shafa dan tim. Penelitian dari proses ekstraksi daun krisan hingga uji in vivo harus dijalankan dengan sangat baik agar dapat menghasilkan sediaan yang efektif sebagai terapi stroke iskemik.

Kerjasama tim yang baik serta dukungan dari dosen pembimbing membuat tim mengatasi tantangan dengan baik hingga berhasil meraih pendanaan PKM. “Kami sangat bersyukur diberi kesempatan untuk melakukan riset melalui PKM, pencapaian ini akan kami jadikan pecutan untuk menjadi lebih semangat di tahapan selanjutnya,” tuturnya.

Ke depan, Shafa berharap timnya dapat mempresentasikan inovasi ini ke PIMNAS dan menghasilkan kandidat SNEDDS dari bahan herbal yang mudah dicari di masyarakat. Selain itu, riset yang ia dan tim lakukan dapat menambah wawasan ilmiah mengenai efektivitas sediaan SNEDDS ekstrak daun krisan (Chrysanthemum morifolium) yang memiliki aktivitas neuroprotektif sebagai terapi stroke iskemik. Serta, menjadi referensi riset dan produk herbal kedepannya.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline