Sebaung, Probolinggo (01/08) - Saat ini yang menjadi permasalahan di Desa Sebaung adalah belum adanya pemilahan sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik mempunyai banyak jenis, seperti sampah sisa rumah tangga, sampah dari peternakan, sampah dari daun kering. Pada kali ini, kami mahasiswa MMD kelompok 42 akan sosialisasi dan mengajak warga Sebaung untuk membuat lubang biopori yang digunakan untuk sisa sampah rumah tangga. Sosialisasi kali ini dihadiri oleh perangkat desa dan ibu-ibu PKK.
Tujuan dan manfaat adanya lubang biopori, yaitu mengurangi jumlah sampah organik, menyuburkan tanah, mencegah terjadinya banjir, meningkatkan jumlah air dalam tanah. Terdapat 4 bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan lubang biopori ini adalah alat penggali, sampah organik, pipa biopori (panjang 40 cm, diameter 3 inch), dan air. Adapun cara pembuatannya adalah tanah dilubangi sedalam 50 cm, kemudian dimasukkan pipa biopori ke dalamnya, dimasukkan sampah sisa rumah tangga ke dalam lubang biopori, terakhir tutup pipa biopori dan jika tanah kering dapat disiram dengan air.
Dekomposisi atau penguraian pada setiap sampah memiliki jangka waktu yang berbeda. Lubang resapan biopori yang diisi sampah daun akan membutuhkan waktu 1 bulan untuk membusuk, lubang resapan biopori yang diisi sampah daun kering dan sampah dapur atau sisa makanan membutuhkan waktu 7 hari untuk terjadi dekomposisi, sedangkan lubang resapan biopori yang diisi sampah dapur saja akan mengalami proses dekomposisi dalam waktu 1- 3 hari.
Salah satu masyarakat Desa Sebaung, yaitu Ibu Fitri berpendapat, "program ini sangat mudah untuk diterapkan dan dapat dilakukan di setiap rumah, selain itu alat yang digunakan juga dapat dibuat sendiri. Masyarakat terutama seperti saya ini, ibu rumah tangga, merasa terbantu dengan adanya program kerja tersebut."
Teknologi ini tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam pengelolaan air dan lingkungan, tetapi juga menggalakkan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan dan keberlanjutan dalam pembangunan perkotaan modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H