Lihat ke Halaman Asli

Sukarja

Pemulung Kata

Mau Pendidikan Kita Maju, Optimalkan Kolaborasi Orangtua dan Guru!

Diperbarui: 19 November 2023   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tanggal 25 November 2023, kita semua akan memperingati Hari Guru Nasional. Hari Guru merupakan momentum istimewa atau waktunya kita semua untuk merenungkan tantangan dan perjalanan dunia pendidikan. Seiring berjalannya waktu, seolah-olah kita dihadapkan pada serangkaian pekerjaan rumah (PR) yang tak pernah kunjung selesai.

Kesejahteraan para guru adalah hal pertama yang juga menjadi catatan utama. Mereka adalah garda terdepan dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada generasi penerus. 

Sayangnya, kesejahteraan mereka masih menjadi PR utama. Upah yang kurang memadai, beban kerja yang masih tinggi, hingga minimnya dukungan untuk pengembangan profesional telah menjadi ancaman serius. 

Perbaikan kesejahteraan guru, tentu saja harus menjadi fokus utama agar mereka dapat memberikan yang terbaik bagi anak-anak Indonesia.

Foto ilustrasi Demo Guru. (Faisal Mawa'ataho via Quora.com)

Namun, tentu saja PR yang kita hadapi tidak hanya mengenai guru. Kolaborasi antara orangtua dan guru juga menjadi cerita yang perlu ditulis. Belum optimalnya kolaborasi ini menciptakan kesenjangan informasi, yang akhirnya merugikan perkembangan anak itu sendiri. Orangtua dan guru seakan berada di dunia yang berbeda, dengan saling tuding dan kurangnya pemahaman akan peran masing-masing.

Perundungan merupakan masalah pelik di dunia pendidikan, juga turut menjadi isu utama. Tindakan pelecehan ini tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga merambah dunia maya. 

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan guru dan orangtua untuk mencegahnya. Membangun karakter interpersonal anak harus dimulai sejak dini, di sekolah dan lebih penting lagi, di rumah.

Diakui atau tidak, upaya meningkatkan kolaborasi antara orangtua dan guru adalah kunci untuk mengoptimalkan kemampuan akademis anak. Orangtua harus menjadi mitra dalam proses pendidikan anak, bukan sekadar penonton. 

Komunikasi yang terbuka, pertemuan rutin, dan partisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dapat memperkuat kerjasama ini. Seorang Guru, di sisi lain, harus membuka pintu bagi partisipasi orangtua, memberikan informasi yang jelas, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran.

Sebagai guru, bantuan yang dibutuhkan dari orangtua tidak hanya sebatas dukungan finansial. Keterlibatan aktif dalam melibatkan diri dalam perkembangan anak, mendukung kegiatan sekolah, dan memberikan pemahaman pada anak tentang pentingnya pendidikan adalah bentuk kontribusi yang sangat berarti. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline