Ancaman perubahan iklim sudah nyata dan dirasakan oleh semua negara di dunia, memiliki dampak yang begitu serius dan meresahkan.
Terjadinya perubahan cuaca ekstrem, kenaikan suhu global, dan perubahan pola hujan telah membawa dampak yang begitu signifikan pada kehidupan di seluruh penjuru planet ini. Salah satunya, krisis pangan yang semakin meluas, mengancam kelangsungan hidup banyak orang.
Menyadari betapa pentingnya isu perubahan iklim ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mmengajak semua pihak untuk waspada dan bersatu dalam menjaga lingkungan sekitar kita. Salah satu langkah nyata, misalnya menggiatkan kembali penanaman pohon. Presiden Jokowi menyakini bahwa penanaman pohon adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga ekosistem yang rapuh.
"Saya titip kepada para pegiat lingkungan, kepada para ketua adat, kepada kelompok perhutanan sosial, para penyuluh agar kita giatkan kembali rehabilitasi hutan, perbaikan hutan. Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, para pegiat lingkungan mulai, nanti kalau musim hujan datang, semua nanam pohon. Setuju?" ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutannya pada acara Festival LIKE (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi EBT) Road to COP28 UAE 2023 yang digelar di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, seperti dikutip dilaman Presiden.go.id (18/9/2023).
Salah satu contoh nyata dari inisiatif ini adalah persemaian di Denpasar, Bali. Di sana, Indonesia telah berhasil membangun persemaian yang mampu menghasilkan tidak kurang dari 6 juta bibit pohon mangrove setiap tahunnya.
Pohon mangrove adalah salah satu spesies yang sangat penting dalam menjaga ekosistem pesisir dan mencegah erosi tanah serta banjir bandang.
Tidak hanya di Bali. Di Mentawir, Kalimantan Timur, pemerintah juga telah mendirikan sebuah persemaian dengan kapasitas luar biasa, yaitu 15 juta bibit pohon per tahun.
Ini adalah langkah yang sangat signifikan dalam upaya menjaga keberlanjutan hutan Indonesia. Di samping itu, persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat, juga memiliki kapasitas sekitar 6 juta bibit pohon per tahun. Di tempat ini, tersedia berbagai jenis pohon seperti albasia (sengon), eukaliptus, durian, dan banyak lainnya. Ini adalah upaya pemerintah untuk memastikan bahwa sumber daya alam kita terjaga dan berkelanjutan.