"Perlu saya tegaskan, saya ini bukan ketua umum partai politik, bukan juga ketua koalisi partai. Dan sesuai ketentuan undang-undang, yang menentukan capres dan cawapres itu adalah parpol dan koalisi parpol," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPD RI di kompleks Senayan, Jakarta (16/9/2023)
Demikianlah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyinggung jika dirinya selalu dijadikan tameng sosok di balik koalisi pencapresan yang santer menjelang Pilpres 2024 ini.
Bahkan, Jokowi juga kerap dituding sosok pengganjal pencapresan Anies Baswedan yang dilakukan Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS.
"Jadi saya ingin mengatakan itu bukan wewenang saya," tambah Jokowi, seperti dikutip Kompas.com (16/8/2023).
Begitu pula halnya soal koalisi pencapresan Prabowo Subianto yang didukung empat partai koalisi di pemerintahan Jokowi, yakni Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN, tak ada kaitannya dengan cawe-cawe yang selama ini ditujukan ke Jokowi.
Koalisi ini memang gemuk, karena sebagian besar partai pendukung Jokowi di Pemerintahan justru mendukung Prabowo, bukan merapat ke Ganjar Pranowo yang didukung PDIP.
Pernyataan Jokowi di atas juga menjadi pembela bahwa dirinya tidak ada upaya menggembosi partai yang membesarkannya.
Lantas, siapakah capres yang didukung Jokowi? Untuk soal ini, tentu saja Jokowi tidak boleh sembarang menunjuk hidung, karena hal ini akan jadi bulan-bulanan lawan politiknya selama ini.
Sebagai rakyat, tentu saja kita harus lebih cerdas dalam menilai capres dan Cawapres yang ada.