Lihat ke Halaman Asli

Sukarja

Pemulung Kata

Pj Gubernur DKI Jakarta Pengganti Anies, Sosok yang Punya Konsep dalam Membangun

Diperbarui: 7 September 2022   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase Ilustrasi Pj Gubernur (fokussatu.id) dan kartun pj gubernur (liputan6.com)

Hiruk pikuk keramaian di DKI Jakarta, rupanya tidak didominasi oleh persoalan yang remeh-temeh semata. 

Persoalan siapa sosok Pj Gubernur yang akan menggantikan Anies Baswedan juga mendapatkan porsi perhatian yang lebih.

Hal ini, bukan dilatarbelakangi oleh nama Anies yang santer diperbincangkan di setiap perbincangan mengenai Pilpres 2024. 

Namun, persoalannya menjadi penting karena latar belakang terpilihnya Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017 yang penuh dengan kontroversial.

Kontroversi terpilihnya Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2017 ini, bahkan oleh Pakar Politik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Siti Zuhro, yang menilai Pilkada DKI Jakarta 2017 merupkan Pilkada terburuk dalam sejarah pemilihan umum di Indonesia. Alasan Zuhro, materi kampanye subtantif di pilkada ini sangat minim dan lebih didominasi politisasi isu Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA). 

"Pilkada DKI Jakarta kali ini adalah yg terburuk. Karena tidak mampu mengedepankan akal sehat. Kita ditarik ke isu-isu yang sensitif dan primordial, bukan yang substantif," kata Siti Zuhro saat berbicara dalam diskusi di Menteng, Jakarta, seperti dikutip tirto.id (10/4/2017). 

Oleh karena itu, sosok Pj Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan, tentu saja adalah sosok yang -kalau boleh dibilang- sosok yang tidak terkait atau ada kaitan apa pun terhadap Anies Baswedan, termasuk kekuatan politik yang ada di belakang Anies Baswedan.

Di sisi lainnya, tentu saja sosok PJ Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan adalah sosok Pj Gubernur yang sangat mengenal Jakarta, dan yang lebih utama lagi adalah, sosok yang benar-benar mau membangun Jakarta secara utuh. 

Artinya, jika dibandingkan Anies Baswedan selama ini, Anies lebih banyak disebut sebagai gubernur yang hanya bermain dengan manisnya kata-kata. 

Semisal tidak ada rumah sakit yang bisa dibangun di Jakarta, Anies justru mengubah nama 32 rumah sakit daerah yang ada. Begitu juga, tak mampu membangun jalan baru sebagai alternatif mengurai kemacetan di Jakarta, Anies justru hanya mampu mengubah nama baru untuk jalan-jalan yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline