Apa kabar, Kompasianer? Semoga Anda semua dalam keadaan yang baik-baik saja. Begitu juga dengan saya, Bung Karja, selalu berdoa agar Anda, saya, dan pastinya kita semua dikaruniai kesehatan dan kelapangan rezeki dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Aamiin.
Melalui tulisan ini, Bung Karja mencoba untuk berbagi opini mengenai hajatan besar yang tak lama lagi digelar di Indonesia, dimana Indonesia mendapatkan kepercayaan dan kehormatan sebagai pemegang keketuaan atau presidensi Group of Twenty (G20), yang berlangsung selama satu tahun, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Tentu saja, ini merupakan momentum langka, sekaligus juga berharga yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Sebelum terlalu jauh mengulas apa itu G20, ada baiknya kita tarik dulu ke belakang untuk mengetahui latar belakang berdirinya G20.
Menurut sejarahnya, pendirian G20 tidak bisa dilepaskan dari G7 (Group of Seven), yaitu Kelompok organisasi antar negara yang terdiri dari 7 negara dengan latar belakang ekonomi maju dan terbesar di dunia, seperti Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
Namun, 7 negara tersebut ternyata tidak mampu membantu penyelesaian berbagai masalah perekonomian global. Oleh karena itu, G7 kemudian merangkul negara-negara maju dan berkembang lainnya untuk membentuk G20, seperti yang kita kenal saat ini.
Anggota G20 terdiri dari 19 negara utama ditambah satu kawasan ekonomi Uni Eropa. Kesembilan belas negara tersebut adalah: Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, dan Australia
Sebagai forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan, seperti yang dilansir laman website Bank Indonesia, perlu Kompasianer ketahui bahwa G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia. Forum G20 adalah forum strategis, yang angotanya mewakili lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Dengan kata lain, posisi G20 bisa dibilang begitu powerful jika dibandingkan dengan G7.
Tahun ini, presidensi G20 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Indonesia juga adalah satu-satunya negara di Kawasan Asia Tenggara yang menjadi anggota G20.
Tak ada yang bisa menduga, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi bisa dipercaya negara-negara maju untuk memimpin forum G20 selama satu tahun ini.
Tema besar hajatan G20 kali ini adalah "Recover Together, Recover Stronger", yang tentu saja sangat relevan dengan permasalahan yang tengah dihadapi dunia saat ini, yakni bergerak bersama dalam pemulihan perekonomian global pasca pandemi Covid-19.