Pada akhir Desember 2021 lalu, PT Pertamina (Persero) mulai menaikkan harga jual liquefied petroleum gas (LPG) Nonsubsidi. Alasannya, tak jauh-jauh dari adanya peningkatan dari tren harga Contract Price Aramco (CPA), yang selama ini jadi acuan harga LPG di Indonesia. Rata-rata kenaikkannya, yang mulai berlaku 25 Desember 2021, antara Rp1.600 hingga Rp2.300 per Kg.
Dengan kenaikkan tersebut, artinya Pemerintah akan merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mensubsidi harga Elpiji (merek gas yang dijual Pertamina) 3kg, mengingat gas yang banyak digunakan masyarakat saat ini adalah produk impor.
Terlebih lagi, skema subsidi pemerintah atas elpiji 3kg ini masih dilakukan secara terbuka. Artinya, gas melon 3 kg ini bisa dibeli oleh siapa saja dengan mudah, termasuk oleh orang yang tidak berhak mendapatkan subsidi. Ya, meskipun gas melon tersebut dilabeli "hanya untuk masyarakat miskin".
Dengan kenaikan elpiji nonsubsidi, mungkinkah akan membuat masyarakat berpunya yang biasanya membeli gas 12kg, akan beralih ke gas 3kg yang masih disubsidi itu?
Seperti diketahui, penggunaan gas untuk masyarakat, mulai dimasyarakatkan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla tahun 2007 silam. Ketika itu, konversi minyak tanah ke gas dibuat karena Pemerintah ingin menghemat subsidi yang diberikan per liter minyak tanah.
Nah, kini, akibat beban subsidi yang meningkat, mungkinkah Pemerintah akan mengkonversi gas elpiji ke bahan bakar alternatif?
Kalau mau ditelisik lebih dalam, sebenarnya ada jenis bahan bakar rumah tangga yang bisa digunakan sebagai penganti elpiji yang impor ini.
Apa saja itu?
Untuk diketahui, antara elpiji dan bahan bakar gas (BBG) atau gas pipa adalah dua hal yang berbeda. Meskipun sama-sama berasal dari gas, dan sama-sama bisa digunakan untuk memasak. Jika pipa gas berasal dari C1 (gas methane) dan C2 (gas ethane). Sedangka Elpini berasal dari liquefied petroleum gas.
Pipa gas sendiri saat ini diproduksi oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk, yang juga anak perusahaan dari PT Pertamina. Yang membedakannya, elpiji lebih praktis karena dikemas dalam bentuk tabung 3kg atau 12kg. Sedangkan gas pipa hanya bisa disalurkan melalui pipa-pipa, dan kebanyakan konsumennya adalah industri.