Lihat ke Halaman Asli

Sukarja

Pemulung Kata

Debat ke-4 Capres, Jokowi Sang Panglima Tertinggi TNI

Diperbarui: 2 April 2019   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi di Korps Marinir. Foto: Grandyos Zafna/Detik.com

Debat ke-4 Pilpres 2019 telah digelar 30 Maret 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta. Topiknya begitu berat, karena mengupas persoalan  ideologi, pertahanan dan keamanan (hankam), dan juga hubungan internasional. Debat terbuka tersebut menghadirkan dua calon presiden, yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Sebagai Presiden Petahana yang sekaligus Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI),  Jokowi tentu saja lebih unggul bila dibandingkan dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, sekalipun Prabowo berlatar belakang tentara.

Keunggulan Jokowi ini bisa dimaklumi, mengingat selama 4,5 tahun ini, sebagai Presiden, Jokowi lebih banyak bersentuhan langsung dengan persoalan ideologi, hankam, dan juga hubungan internasional.

Berbeda dengan Prabowo. Sejak dirinya dipecat dari dinas ketentaraan, karena diduga terlibat penculikan aktivis pro-demokrasi di tahun 1998, ditambah dengan lengsernya mantan mertuanya Soeharto, praktis Prabowo tak lagi berada di lingkungan TNI. Sehingga bila di dalam panggung debat, apa yang dikatakannya soal militer, sepertinya sudah jauh tertinggal. 

Bicara soal pertahanan negara, hal itu sudah dilakukan Jokowi di awal-awal pemerintahannya. Jokowi-lah, satu-satunya Presiden Indonesia yang begitu memperhatikan wilayah terluar. 

Pola pembangunan yang Indonesia sentris membuat seluruh rakyat merasa memiliki negara ini.  Jokowi tidak hanya memperhatikan masyarakat yang ada di wilayah terluar, Jokowi juga menjadikan pulau-pulau terluar itu sebagai pulau terdepan  atau beranda Indonesia, dan bukan lagi sekedar halaman belakang.

Dengan demikian, negara lain yang berbatasan langsung dengan Indonesia, akan berpikir dua kali bila sewaktu-waktu ingin melakukan invasi atau mempengaruhi warga setempat.

Apa yang dilakukan Jokowi di  wilayah terluar, diantaranya juga dengan menggelar pasukan di empat titik wilayah, yakni Natuna, Morotai, Saumlaki, dan juga Biak. Tujuannya, tidak lain agar wilayah terluar Indonesia itu bisa terjaga. Selain itu, disediakan pula 19 radar udara yang terkoneksi untuk pemantauan.

"Kami ingin bangun setiap jengkal wilayah di Tanah Air untuk menunjukkan NKRI hadir dalam bentuk konkrit, yaitu menyediakan transportasi bagi warga sampai ke wilayah yang paling jauh dari ibukota," kata Jokowi.

Debat Capres ke-4, Jokowi dan Prabowo/RadarCirebon.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline