Lihat ke Halaman Asli

Sukarja

Pemulung Kata

Memilih Tidak Golput sebagai Wujud Rasa Syukur!

Diperbarui: 22 Maret 2019   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrasi Anti-Golput/Republika.co.id

Sebagai umat beragama, sejak kecil kita sudah diajarkan bagaimana bersyukur. Mulai dari mengucapkan 'terima kasih' bila diberi atau menerima sesuatu, hingga menjalankan amanat yang dipercayakan kepada kita. 

Rasa syukur itu harus tetap kita ungkapkan sekecil apa pun yang kita dapatkan. Bagaimana Tuhan akan memberikan rezeki yang lebih besar, apabila rezeki yang sedikit saja tidak disyukuri.

Dalam kaitannya dengan hajatan politik di Tanah Air, kita pun dituntut untuk menunjukkan rasa syukur kita dengan apa yang kita dapatkan selama ini.

Pembangunan yang berjalan selama ini, tentu saja membutuhkan rasa syukur kita untuk memastikan pembangunan itu tidak terhenti begitu saja. Kita pun patut menjaga apa-apa yang sudah ada, sehingga negeri ini kedepannya semakin baik.

Sebagai warga negara, kita patut menyukseskan hajatan Pilpres dan Pileg 2019, yaitu dengan memilih mereka yang memiliki rekam jejak yang baik untuk mengelola negeri ini. 

Kita jangan lantas apatis dan memilih golput, lantaran sosok yang akan dipilih tak sesempurna apa yang kita bayangkan. Yang kita pilih bukanlah kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Memilih untuk tidak golput adalah bagian dari rasa syukur kita kepada-Nya. 

Apa Makna Syukur?

Secara bahasa, syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut. Dalam bahasa Indonesia, bersyukur sama artinya dengan berterima kasih.

Dalam agama Islam, istilah syukur, sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline