Lihat ke Halaman Asli

Sukarja

Pemulung Kata

Fadli Zon, Antara Propaganda dan Kecintaannya pada Rusia!

Diperbarui: 24 Februari 2019   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompilasi Fadli Zon dan Istana Kremlin di Rusia/ Diolah dari TripSavvy.com dan Detik.com oleh Sukarja

Sebenarnya, saya agak geli ketika mendengar Wakil Ketua DPR RI yang juga Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon menyampaikan permintaan maaf kepada Kedutaan Besar Rusia atas apa yang diucapkan Presiden Inkumben Jokowi mengenai istilah Propaganda Rusia.

Apalagi, permintaan maaf itu kesannya justru melecehkan Jokowi. Kalaulah memang Jokowi sebagai calon Presiden dianggap salah dengan ucapannya, bukankah yang patut menyampaikan maaf itu adalah pihak dari Tim Pemenangan Nasional Jokowi-Ma'ruf. 

Atau, jika kapasitasnya sebagai Presiden, maka hal itu bisa dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri misalnya.

Soal apa yang dikatakan Jokowi beberapa waktu lalu ketika lawatan kampanyenya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sepertinya juga tidak pantas disebut sebagai sesuatu yang grasak-grusuk atau sekonyong-konyong, apalagi tanpa data. 

Seperti diketahui, Jokowi mengungkapkan atas berbagai kebohongan, hoax, atau bahkan yang menjurus fitnah yang selama kurang lebih 4 tahun ini ditujukan kepada diri dan pemerintahannya. 

Apa yang selama ini seringkali dilontarkan politikus yang berseberangan dengan Pemerintahannya, acapkali memang tanpa disertai data yang valid, sehingga terkesan asal bunyi (asbun). 

Apa yang dilakukan itu sebagai upaya mendelegitimasi Pemerintah, atau sama artinya dengan menutup mata atas segala prestasi atau capaian yang pernah dibuat Jokowi.

Jokowi menyebutkan istilah tersebut sebagai Propaganda Rusia atau operasi semburan fitnah (firehose of falsehood). Istilah Propaganda Rusia hanya merupakan terminologi dari sebuah artikel ada di Rand Corporation.

Jokowi menegaskan, apa yang dia sebut itu adalah apa yang dia baca dari artikel di Rand Corporation. Dalam tulisan itu dia menjelaskan soal propaganda yang dilakukan dengan cara menyebarkan kebohongan dan juga pesimisme.

Mendengar ungkapan  Jokowi tersebut, pihak Kedubes Rusia di Jakarta mengajukan keberatannya, dan meminta istilah 'Propaganda Rusia' tak lagi digunakan dalam kontestasi politik di Indonesia. Pihak Rusia pun menganggap, istilah 'Propaganda Rusia' adalah fitnah yang dibuat-buat oleh Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline