Lihat ke Halaman Asli

Sukarja

Pemulung Kata

Jangan Wariskan Cara Berpolitik Buruk kepada Anak Muda!

Diperbarui: 27 Januari 2019   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juru Bicara Prabowo-Sandi/Merdeka.com

Rasanya senang sekali jika melihat kenyataan adanya keterlibatan anak-anak muda dalam dunia politik di Indonesia. Keterlibatan ini harus dimaknai bahwa anak muda pun merasa punya tanggung jawab untuk memberikan sumbangsihnya bagi kemaslahatan bangsa dan negara.

Keterlibatan anak muda dalam politik menjadi penting agar keberlangsungan tongkat estafet kepemimpinan bisa berjalan secara sehat. Artinya, regenerasi dalam politik bisa berjalan dengan baik, tidak asal tunjuk pada orang-orang yang pemahaman politiknya tidak terasah sama sekali, hanya karena kedekatan pribadi. Atau regenerasi politik hanya lahir pada orang yang itu-itu saja melalui dinasti politik keluarga.

Semua itu bisa kita lihat dalam kerja politik menjelang Pilpres dan Pileg 2019 ini. Anak-anak muda ini sudah mulai dipercaya partainya untuk ikut terlibat meraih kepercayaan publik sebagai calon anggota legislatif.

Meskipun nomor urut yang ditawarkan terlalu jauh, namun ini adalah upaya partai agar anak-anak muda ini bisa sekreatif mungkin mencari dukungan masyarakat untuk dirinya agar bisa melenggang ke parlemen.

Begitu pula dalam upaya meraih kemenangan dalam pemilihan presiden, kedua kubu pasangan yang berkontestasi dalam Pilpres 2019 juga menempatkan anak-anak muda sebagai bagian dari tim suksesnya.

Bagi pasangan capres dan cawapres, melibatkan anak-anak muda di dalam tim sukses adalah hal yang penting. Hal ini dikaitkan dengan besarnya jumlah pemilih milenial yang akan memberikan suaranya di pilpres dan pileg 2019 nanti.

Sebut saja nama Dahnil Anzar Simanjuntak, Faldo Maldini, Gamal Albinsaid, dan masih banyak lagi lainnya yang menjadi tim pemenangan Prabowo-Sandi. Setidaknya ada sekitar 120 anak-anak muda yang direkrut untuk mendukung Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Kalau mengacu data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah pemilih milenial mencapai kisaran 100 juta jiwa dari total 196,5 juta pemilih. Sementara itu menurut survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) ada 34,4 persen jumlah pemilih di usia 17-34 tahun.

Dengan kata lain, keterlibatan anak-anak muda dalam timses pasangan capres jangan dijadikan alat untuk menaikan elektabilitas capres saja, melainkan juga ikut memberikan pengkaderan yang berkelanjutan.

Kalau kita cermati, meningkatnya jumlah pemilih muda memang tidak berbanding lurus dengan keterlibatan anak muda dalam dunia politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline