Tidak bisa dipungkiri, siapa pun, saya atau Anda, tentu saja akan menghindari untuk berobat di rumah-rumah sakit yang fasilitasnya tidak memenuhi standar yang ditentukan.
Begitu pula, setiap orang juga tidak akan mempercayakan pengobatan penyakit ginjalnya jika mengetahui rumah sakit tersebut menggunakan selang atau perlengkapan cuci darah, yang digunakan berulang kali, dimana hal itu memungkinkan tercemarnya alat dari berbagai penyakit. Tentu saja sangat berbahaya dan mengancam jiwa pasien.
Rasa waswas juga akan dialami bagi keluarga pasien, yang kebetulan menjalani proses cuci darah di rumah sakit. Bagaimana tidak merasa takut dan khawatir setelah mendengar pernyataan dari Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto, yang menyebut secara langsung nama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Namun, jika apa yang dikatakan mantan menantu penguasa rezim Orde Baru ini tidak benar, pihak RSCM sudah sepatutnya mengambil tindakan tegas, yaitu dengan melaporkan Prabowo Subianto kepada pihak yang berwajib, terlepas posisi dirinya yang saat ini mengikuti kontestasi Pilpres 2019.=
Manajemen RSCM memang akhirnya membantah pernyataan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Pihak RSCM, melalui Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Sumaryono mempertegas bahwa pelayanan pasien di RSCM selalu mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Demikian juga halnya dengan pelayanan hemodialisis (cuci darah), yang menggunakan selang dan dialiser satu kali pakai (single use).
"RSCM menggunakan sekali pakai (single use), baik untuk selang hemodialisis (blood tubing) maupun dialiser," tutur Sumaryono.
Selanjutnya, pihak RSCM perlu melaporkan Prabowo Subianto kepada pihak berwajib. Ketegasan RSCM ini perlu dilakukan agar seseorang tidak begitu dengan mudahnya mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta dan kenyataan yang ada di dalam rumah sakit. Apalagi yang mengeluarkan itu seorang tokoh masyarakat yang punya pengaruh.
Jika dibiarkan, masyarakat juga akan menilai bahwa apa yang dikatakan Prabowo adalah hal yang benar. Jika demikian, RSCM sudah tidak bisa lagi menjalankan fungsinya sebagai institusi yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Jangan biarkan, masyarakat akhirnya tidak lagi mempercayai RSCM, baik sebagai institusi pelayanan kesehatan maupun sebagai institusi pendidikan kesehatan.