Jika mau belajar sejarah bahwa masa kejayaan itu pada zaman Kerajaan Sriwijaya pada Abad ke-7 dan zaman Kerajaan Majapahit abad ke-14. Masa kejayaan dari dua kerajaan besar ini karena mampu mengkolaborasi potensi- potensi yang kemudian menjadi keunggulan kompetitif.
Kepemimpinan yang kuat, potensi ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi adalah 3 hal yang yang menjadi basis utama saat itu untuk menuju kejayaan. Dalam konteks sekarang, khususnya Jeneponto yang sudah masuk dalam usia 160 tahun dengan taglinenya adalah Kolaborasi, Akselerasi dan Berkelanjutan menuju Jeneponto yang berdaya saing tentunya bisa mengadopsi atau memaksimalkan segala potensi seperti apa yang sudah di lakukan saat zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Dengan kolaborasi, maka semua mudah untuk dilakukan dan dikerjasamakan. Dengan akselerasi tentunya semua bisa dipercepat dan disinergikan sesuai target waktu dengan indikator yang ada. Adapun keberlanjutan sesuai dengan Konsep Pembangunan Global sekarang, yaitu SDGS (Pembangunan Berkelanjutan). Pertanyaanya kemudian adalah apa yang bisa kita kontribusikan sebagai warga Jeneponto untuk menuju Jeneponto yang berdaya saing?
Jawabannya adalah ekonomi dimana potensi sumber daya alam yang bisa digerakkan salah satunya adalah Sungai Kelara. Selama ini sepanjang keberadaan Sungai Kelara (Kaluara') 920 M, dari jejak lisan dan tulisan, hanya dipergunakan untuk mengairi sawah pertanian sampai sekarang, padahal sesungguhnya bisa di berdayakan untuk potensi-potensi lainnya untuk kebangkitan ekonomi (Magnitude Economi), misalnya untuk pariwisata.
Sungai Kelara bisa dijadikan sebagai Arena Arung Jeram yang ketika ini dimaksimalkan, maka Sungai Kelara bisa menjadi wahana wisata baru baik bagi wisatawan asing atau domestik yang kabar terbaiknya adalah lewat Relawan Penggiat Arus Deras Indonesia Potensi Arung Jeram Sungai Kelara sudah di daftarkan dalam Jurnal panduan Pariwisata Internasional. Selain itu, dengan kegiatan Arung jeram ini, maka kedepannya kita bisa melahirkan atlet untuk cabang olahraga Arung Jeram.
Disamping Itu, Sungai Kelara dari aspek ilmu pengetahuan dan teknologi bisa menciptakan infrastruktur cerdas, salah satunya adalah konfigurasi Energi Terbarukan yaitu Energi air sungai Kelara dan solar cell (Energi matahari) yang bisa mengangkat air ke daratan tinggi atau ke bukit-bukit untuk mengaliri sawah dan kebun milik para petani tanpa menggunakan BBM atau listrik PLN. Kemudian kepemimpinan yang kuat (Leadership) dalam mengkolaborasi seluruh potensi yang ada dengan manajemen yang efektif bahkan sistem kepemimpinan adat istiadat kebudayaan tempo dulu dapat menimbulkan jiwa kebersamaan dengan 3 landasan kepemimpinan yaitu Sipakatauki ,Sipakkuntu Tojeng dan Sipasirikki naki Sikapaccei.
Kesimpulan dari tulisan singkat ini, bahwa 3 kunci utama untuk menuju Jeneponto yang berdaya saing adalah komitmen, kesungguhan dan ketulusan. Janganlah ada bahwa yang satu pihak komitmen tapi yang lainnya tidak komitmen (komat-komit). Satu dari kita bersungguh-sungguh tapi yang lainnya main-main. Kemudian satu dari kita penuh cinta kasih tapi yang lainnya tidak berperasaan.
KARLI
DESA PAITANA KEC.TURATEA 30/04/2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H