Lihat ke Halaman Asli

Syaima Prilliuno

siswi smk 37 jakarta

Ceritaku

Diperbarui: 14 Agustus 2020   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Nama ku Syaima Prilliuno, sekarang aku duduk dibangku smk, aku ingin bercerita sedikit tentang diriku sendiri, aku sejak kecil sangat menyukai warna, bentuk, tekstur, dan semua hal yang terkait dengan seni,aku bukan lah anak kecil yang aktif seperti kebanyakan anak seusiaku, entah mengapa sampai saat ini pun masih sama, hanya saja aku memaksa diriku mengikuti kegiatan yang aktif secara fisik seperti taekwondo.

Dulu saat aku TK aku disekolahkan musik oleh orang tuaku, karena orang tuaku cemas dengan diriku yang tidak aktif dalam berkegiatan, dengan tujuan aku senang berbaur dengan teman teman, dan mau menggerakkan tubuhku sedikit, walaupun aku senang bermain dengan alat musik, tetapi terdapat satu hal yang orang tuaku tidak tahu karena aku tidak pernah bercerita kepada mereka tentang diriku, yaitu aku benci keramaian, yang berarti aku tidak suka bersosialisasi, justru aku lebih senang dan bisa menikmati waktuku sendiri, dan bermain warna.

selesai dengan ceritaku di TK, sekarang aku akan menceritakan kisah ku saat SD, masa-masa SD ku pun bisa kubilang bukan masa yang menyenangkan, namun tidak bisa dikatakan menyedihkan juga, aku punya teman dekat bernam azkia pada kelas 1, entah mengapa aku menemukan diriku bukanlah teman yang tepat untuknya, nah saat naik kebangku 2 SD disinilah semua cerita SD ku berawal, aku bertemu dengan seorang yang bernama Iffa, sejak saat itu aku menyebutnya sahabat, di sekolah kami terdapat banyak pohon sukun, 3 diantara pohon itu memiliki bentuk yang unik, aku dan sahabatku berhayal kami mempunyai rumah pohon, kami sering membuat guru cemas, karena sering memanjat pohon, tidak pohon tersebut tidak tinggi, melainkan pendek dan banyak cabang, kemudian kami sering membuat komik, karna saat itu aku gemar mebaca komik edukasi berjudul why?, komik itu menginspirasi kami untuk membuat komik kami sendiri, dan jadilah komik panjang kami, kenapa panjang, karena kami membutnya dengan menyambungkan lebar kertas hvs hingga menjadi panjaaaaang sekali, jangan tanya keberadaan nya dimana sekarang, karena aku sendiri tidak tahu dimana. baik, cukup segitu cerita ku di bangku sd.

Ku lanjutkan tentang cerita masa SMP, kisah ku di jenjang ini tidak begitu menarik, TETAPI pada masa ini aku mulai mengasah kemampuanku dalam bidang seni, dan aku mulai bisa mengenal jati diriku, jangan salah paham, aku masilah orang kikuk yang sama saat aku tk, yup betul, susah bergaul .

Setelah lulus, aku membohongi diriku tentang keinginan ku yang sebenarnya, aku ingin menjadi seniman, tetapi tidak tahu harus bersekolah dimana, jadi aku pikir aku akan terjun ke dunia fashion tanpa mengetahui apapun tentangnya, kucari lah sekolah yang tardapat jurusan busananya, masuklah aku di SMKN 37 , ketika itu aku sangat senang diterima di jurusan busana, aku bercita-cita menjadi fashion designer, namun duniaku terbalik mulai saat itu juga, semua terjadi diluar kendali dan harapan ku, aku berfikir bahwa jurusan busana fokus pada mendesain, ternyata jurusan busana lebih terfokus pada tekhnik pembuatan busana, seperti menjahit, dan sebagainya. Jangan salah paham, aku tetap bahagia masuk jurusan busana, karena pengelihatanku tentang dunia semakin terbuka, aku yang saat itu diceritakan oleh guru- guru bahwa sekolah kami unggul dalam bidang busana, bahkan terdapat lomba yang sangat bergengsi di jurusanku, semangatku pun terpacu untuk mengikuti lomba tersebut. akhirnya saat kelas dua aku dapat mengikuti lomba tersebut, ya,,walaupun tidak dapat juara, tetapi aku mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang luar biasa.

Semenjak lomba tersebut, entah mengapa aku kehilangan semangat ku dalam bidang busana, aku memiliki beberapa teori tentang diriku sendiri, aku mulai berfikir bahwa "ini bukan kemauan ku, aku telah berbohong pada diri sendiri" itulah yang ada di benakku, aku tetap melanjutkan sekolah ku seperti biasa, hanya saja ada rasa berat hati di setiap pekerjaan yang ku lakukan, aku merasa semua orang menaruh harapan padaku, sementara aku rasa aku tak akan bisa menjadi seperti yang mereka harapkan, dan hal itu sangat membebani ku. Apakah aku boleh memilih jalan yang ku inginkan atau harus ku ikuti apa yang mereka ingingkan,,,,tentu saja aku berada di titik terendahku saat itu.

Pada bulan maret diumumkan bahwa pembelajaran sementara tidak dilakukan disekolah dikarenakan wabah yang sedang terjadi, aku yang mendengar kabar tersebut bingung dengan perasaanku, haruskah aku bersedih, atau senang?,,,,,tapi satu hal yang ku tahu, bahwa aku bisa beristirahat sejenak dari keributan dunia, dan batinku. Pembelajaran jarak jauhpun terlaksana dengan lancar, hingga diadakannya ulangan kenaikan kelas, aku yang lemah dalam bidang akademis pun mendapatkan nilai yang tidak memuaskan, karena hal tersebut selama beberapa minggu aku merasakan perasaan kesal, marah, sedih, entah apa yang kurasakan, yang jelas bukan kebahagiaan, seiring berjalannya waktu perasaanku membaik.

Selama karantina, aku mulai menemukan kesenanganku kembali, bermain warna, mecoba hal baru di rumah, dan akhirya aku tahu apa passion, dan cita-citaku, kali ini aku tidak berbohong pada diriku, seperti yang kulakukan sejak dulu, aku ingin bisa menggambar digital, membuat animasi, dan melakukan hal yang memang ku sukai. Aku sempat menganggap ini sudah terlambat, namun tidak ada kata terlambat dalam belajar, kata-kata itu memberikanku semangat, aku tidak peduli apa kata orang, sekarang ini adalah hidupku, aku TIDAK perlu mengikuti semua yang dikatakan orang- orang terhadapku, and I'm not a people pleaser.

Selama masa TK, SD, SMP, SMA, aku belajar banyak, dan semua pelajaran itu sangat berharga, dan tidak akan tergantikan oleh apapun.

Referensi: pengalaman pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline