Prabowo dan Zaken Kabinet: Mampukah Lulusan Taruna Nusantara Mendominasi Kabinet Baru yang Profesional? (Ahmad Syaihu)
Dengan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijadwalkan pada 20 Oktober 2024, perhatian publik kini tertuju pada formasi kabinet baru.
Hashim Djojohadikusumo, Ketua Dewan Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas) dan adik Prabowo, menyinggung pentingnya memilih menteri dari kalangan profesional. Salah satu yang mencuri perhatian adalah wacana bahwa empat alumni SMA Taruna Nusantara akan menjadi bagian dari kabinet tersebut.
Pernyataan Hashim dalam Dialog Nasional Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Indonesia Emas 2045 menyiratkan bahwa Prabowo berniat melibatkan lulusan Taruna Nusantara dalam pemerintahannya.
Hal ini menggambarkan bagaimana Prabowo memandang pentingnya pendidikan militer dan kepemimpinan dari sekolah tersebut. SMA Taruna Nusantara telah dikenal sebagai lembaga yang mencetak generasi penerus yang tidak hanya berkarier di bidang militer, tetapi juga eksekutif di berbagai sektor.
Hashim menyebutkan bahwa akan ada setidaknya empat lulusan SMA Taruna Nusantara yang dipertimbangkan untuk posisi menteri. Namun, dia enggan membeberkan siapa saja yang akan mengisi posisi tersebut hingga pengumuman resmi. Ini menimbulkan spekulasi di kalangan publik, terutama terkait kualifikasi dan kompetensi para kandidat tersebut dalam memimpin kementerian yang strategis.
Zaken Kabinet VS Dominasi Parpol Pendukung
Lebih lanjut, Ahmad Muzani, Sekjen Partai Gerindra, mengonfirmasi bahwa Prabowo saat ini tengah menyusun kabinetnya dengan mempertimbangkan calon dari partai-partai pendukung. Namun, Muzani menegaskan bahwa Prabowo ingin membentuk "zaken kabinet," di mana para menterinya adalah orang-orang ahli di bidangnya. Hal ini sesuai dengan janji Prabowo untuk menciptakan pemerintahan yang lebih profesional, meskipun beberapa calon menteri diusulkan oleh partai politik.
Namun, konsep zaken kabinet ini bukan tanpa tantangan. Indonesia, dengan sistem politiknya yang berbasis koalisi, sering kali terjebak dalam kompromi politik. Partai-partai yang mendukung Prabowo tentu memiliki ekspektasi untuk menempatkan kader mereka di kursi menteri. Ini menjadi ujian bagi Prabowo untuk menyeimbangkan tuntutan koalisi dengan visi profesionalisme yang diusungnya.
Lulusan Taruna Nusantara Mendominasi?