Keberhasilan Indonesia U-20 Taklukkan Argentina Disambut AFA dengan Sindiran Elegan Melalui Kenangan Emas Olimpiade Athena 2004
Kemenangan mengejutkan Timnas Indonesia U-20 atas Argentina di turnamen Seoul Earth On Us Cup 2024 mengundang perhatian luas, terutama karena status Argentina sebagai juara Piala Dunia 2022 dan peringkat pertama FIFA. Pertandingan yang digelar di Stadion Mokdong pada Rabu, 28 Agustus 2024, itu berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Garuda Muda, setelah mereka berhasil membalikkan keadaan melalui gol Kadek Arel pada menit ke-75 dan Mouri Simon pada menit ke-78. Sebelumnya, Argentina sempat unggul lebih dulu melalui gol Mirko Juarez Gemlich pada menit ke-17.
Kemenangan ini menjadi headline besar, terutama karena Argentina dipandang sebagai favorit kuat dalam pertandingan tersebut. Selain itu, kemenangan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia U-20 memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional. Namun, respons yang diberikan oleh Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) terhadap hasil ini sangat menarik dan cukup menohok.
AFA tak menghargai Garuda Muda
Setelah pertandingan usai, akun media sosial dan website resmi AFA tampak seolah mengabaikan hasil pertandingan ini. Tidak ada satu pun unggahan terkait kekalahan dari Indonesia, yang tentunya menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan penggemar sepak bola, terutama netizen Indonesia yang memenuhi kolom komentar di akun Instagram resmi AFA. Mereka mempertanyakan mengapa kekalahan tersebut tidak diakui atau diunggah oleh AFA.
Namun, beberapa jam setelah pertandingan, AFA akhirnya mengunggah sebuah konten yang tidak ada kaitannya dengan pertandingan melawan Indonesia U-20. Alih-alih membahas kekalahan tersebut, AFA memilih untuk mengingatkan publik akan keberhasilan Timnas Argentina saat meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004.
Dalam unggahan itu, AFA membagikan foto dengan keterangan, "Menuju 20 tahun juara sempurna: Argentina di Athena 2004." Konten tersebut menyoroti dominasi Argentina di turnamen tersebut, dengan catatan 6 kemenangan, 0 seri, 0 kekalahan, 17 gol mencetak, dan tanpa kebobolan.
Unggahan ini tampaknya menjadi respons tidak langsung dari AFA terhadap kekalahan yang baru saja mereka alami. Dengan mengangkat kembali kejayaan masa lalu, AFA seolah-olah ingin menunjukkan bahwa Argentina tetaplah salah satu tim terkuat di dunia, terlepas dari kekalahan yang baru saja dialami oleh tim muda mereka. Sindiran halus ini bisa dilihat sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari kekalahan yang mengejutkan tersebut.
Selain itu, unggahan tersebut juga menyoroti pencapaian individu seperti Carlos Tevez yang menjadi top skor di Olimpiade 2004 dengan 8 gol, serta peran penting German Lux yang menjaga gawang Argentina tanpa kebobolan selama turnamen. Ini menegaskan kembali kekuatan sepak bola Argentina yang telah terbukti di berbagai ajang internasional.
Respons AFA ini, meskipun tidak secara langsung mengomentari hasil pertandingan, tetap menimbulkan berbagai reaksi. Di satu sisi, mereka yang memahami konteks unggahan tersebut mungkin melihatnya sebagai upaya menjaga reputasi dan martabat tim nasional Argentina. Di sisi lain, banyak yang melihat ini sebagai bentuk ketidakmauan untuk mengakui kekalahan dari tim yang secara peringkat dan reputasi dianggap jauh di bawah mereka.