Menggali Kembali Sensasi Es Krim Tradisional Khas Indonesia dan Strategi untuk Melestarikannya di Era Modern
Seorang penjual es lilin menjajakan dagangannya (Tribun Bogor)
Di usia yang sudah berkepala 5 menjelang 60 tahun ingatan penulis tertuju pada masa kecil saat masih usia 7-9 tahun ketika saat itu penulis sempat menjajagan es lilin ke sawah-sawah setelah sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI-setara SD) saat tahun tujupuluhan harganya cuma Rp 50-100 perpotong, dijual di sekolah dan siang harinya penulis jual ke sawah yang masih belum habis.
Es Lilin Aneka Warna yang Menggoda Selera
Selain es lilin , Es krim tradisional Indonesia memiliki daya tarik tersendiri. Bahan-bahan alami, rasa autentik, dan kenangan masa kecil membuatnya selalu spesial. Es puter, es lilin, es dung-dung, dan es doger adalah beberapa contoh es krim tradisional yang mungkin akrab di lidah kita. Setiap jenis es krim ini punya karakteristik unik yang membuatnya begitu dirindukan.
Es Puter yang Enak Lezat
Es Puter misalnya, dikenal dengan teksturnya yang lembut dan rasa kelapanya yang khas. Dibuat dengan bahan dasar santan dan gula, es puter sering kali ditambah dengan potongan buah-buahan seperti nangka, alpukat, atau durian. Sementara itu, Es Lilin yang biasanya dijajakan oleh penjual keliling menggunakan es batu dan garam untuk proses pendinginan. Es lilin hadir dalam berbagai rasa seperti kacang hijau, cokelat, dan kelapa muda.
Es Dung-Dung yang Penuh Pesona