Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Syaihu

Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Kehangatan Keluarga di Era Digital: Saling Follow di Media Sosial

Diperbarui: 29 Juli 2024   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi keluarga dengan aktivitas di media sosial (https://greator.com/en/fomo-fear-of-missing-out/)

Era digital mengharuskan kita membersamai media sosial untuk kebaikan (Ahmad Syaihu)

Dalam era digital ini, media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak keluarga yang menggunakan platform seperti WhatsApp, TikTok, dan Facebook untuk tetap terhubung dan berbagi momen-momen penting. Begitu pula dengan keluarga penulis yang memiliki akun di berbagai media sosial tersebut dan saling memantau tayangan atau tulisan yang dibagikan.

Anggota Keluarga dan Media Sosial

Ketika berbicara tentang keluarga yang aktif di media sosial, seringkali kita penasaran berapa banyak anggota keluarga yang turut serta dalam dunia digital ini. Dalam keluarga Kompasianer, misalnya, pertanyaannya adalah apakah semua anggota keluarga bermain media sosial? Ternyata, tidak semua anggota keluarga terlibat aktif di media sosial. Beberapa mungkin merasa tidak perlu atau kurang tertarik, sementara yang lain sangat antusias dan aktif berbagi konten.

Saling Berteman di Media Sosial

Apakah sesama anggota keluarga di rumah saling "berteman" di media sosial? Ini adalah pertanyaan menarik yang sering kali menghasilkan jawaban bervariasi. Ada keluarga yang sangat terbuka dan saling mengikuti di semua platform media sosial. Mereka berbagi momen-momen pribadi, kabar terbaru, dan bahkan diskusi terbuka di ruang publik. Namun, ada juga keluarga yang memilih untuk menjaga batasan tertentu. Beberapa anggota keluarga mungkin merasa lebih nyaman menjaga privasi mereka, sehingga tidak saling mengikuti di media sosial.

Keterbukaan dalam Berbagi Aktivitas Media Sosial

Bagaimana dengan Kompasianer? Apakah mereka seterbuka itu dengan keluarga terkait aktivitas di media sosial? Keterbukaan ini sangat tergantung pada dinamika dan budaya masing-masing keluarga. Beberapa Kompasianer mungkin merasa nyaman berbagi segalanya dengan keluarga, sementara yang lain memilih untuk menyimpan beberapa aspek kehidupan digital mereka untuk diri sendiri. Keputusan ini bisa didasarkan pada berbagai alasan, termasuk privasi, perbedaan pandangan, atau bahkan pengalaman masa lalu.

Menahan Unggahan karena Keluarga

Tidak jarang, ada momen di mana kita menahan diri untuk mengunggah sesuatu karena tahu ada anggota keluarga yang juga akan melihatnya. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Misalnya, kita mungkin merasa unggahan tersebut terlalu pribadi atau mungkin tidak ingin memicu diskusi yang tidak diinginkan di lingkup keluarga. Dalam hal ini, menjaga harmoni dan menghindari konflik sering kali menjadi pertimbangan utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline