Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Syaihu

Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Di Balik Kehilangan dalam Pernikahan

Diperbarui: 22 Mei 2024   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pernikahan (foto : Kemenag)

Andi merasa hidupnya sempurna. Ia memiliki karir yang mapan, sahabat-sahabat yang setia, dan tunangan cantik bernama Siska. Hubungan mereka dirajut penuh cinta dan pengertian. Siska, seorang wanita lembut dan penuh kasih sayang, selalu menjadi tempat Andi mencurahkan segala isi hatinya.

Namun, semua berubah setelah mereka menikah. Andi mulai merasa ada sesuatu yang hilang. Seolah ada bagian dari dirinya yang terlepas. Ketidaknyamanan ini diperparah dengan tuntutan baru sebagai suami dan menantu. Kehidupan rumah tangga mereka pun diwarnai dengan kehadiran Ibu Yuli, ibu Siska yang sering kali ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.

Nadia, sahabat Siska yang sudah mengenal Andi sejak mereka pacaran, melihat perubahan drastis pada Andi. Nadia selalu hadir sebagai pendengar setia bagi Siska, tapi ia juga tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi pada Andi. Suatu hari, Nadia bertemu dengan Andi di sebuah kafe untuk membicarakan hal ini.

"Andi, aku melihat kamu tidak seperti dulu lagi. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nadia dengan penuh perhatian.

Andi menghela napas panjang, "Aku juga tidak tahu, Nadia. Rasanya ada yang hilang dalam diriku sejak aku menikah. Mungkin kebebasan, mungkin juga rasa diriku yang sebenarnya."

Nadia berpikir sejenak sebelum memberikan saran, "Mungkin kamu harus bicara jujur dengan Siska. Ia pasti akan mengerti."

Sementara itu, di rumah, Pak Amir, ayah Andi, dan Bobby, sahabat baik Andi, merasa perlu memberikan nasihat kepada Andi. Mereka mengajak Andi keluar untuk ngobrol santai di sebuah taman kota.

"Menikah itu memang membawa perubahan besar, Ndik," kata Pak Amir dengan bijak. "Tapi ingat, perubahan itu tidak selalu buruk. Kamu harus mencari keseimbangan."

Bobby menambahkan, "Dan jangan lupa, kami semua ada di sini untuk mendukungmu. Kamu tidak sendiri, Andi."

Mendengar nasihat dari orang-orang terdekatnya, Andi mulai merasa lebih tenang. Ia sadar bahwa ia harus berbicara dari hati ke hati dengan Siska. Malam itu, setelah makan malam bersama, Andi mengajak Siska duduk di teras rumah mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline