Lihat ke Halaman Asli

Gelap

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelap tadi,
Membuat satu cerita. Menetapi hati dengan memandang segala penjuru. Gelap, dalam satu ruangan sempit aku mencoba meraba dan menerka. Segalanya pekat, hitam tak berwarna. Disitu beberapa bebunyian hilang. Hening, sedikit hening. Tenang, sedikit tenang. Tenang, namun sempit. Sempit, terasa sesak. Sesak karena gelap memenuhi segala ruang sera sudut-sudut kotak ini. Mencoba keluar, terlihat terang, dan meman terang. Dilangit terlihat guratan-guratan awan, terlihat putih terpantul cahaya matahari yang dipantulkan bulan. Matahari murung, tetap gelap tanpa lampu. Dibalik awan, setitik kerlip bintang terlihat sendirian. Indah, dibalik awan terlukis dilangitku malam ini. Dan kamu? Berkata gelap. 20 menit.
Gelap.
Sekitar terlihat cahaya bulan berjatuhan dari langit. Dan kamu?
Kamu?
Seperti terang cahaya bulan yang sedang aku pandangi sedari tadi. Dan kamu, seperti indahnya guratan-guratan awan indah malam tadi.
Dan kamu, seperti satu kerlip bintang diantara gumpalan awan-awan yang berarak.
Dan kamu, memaknai hari dengan hari.
Gelap tadi,
Membuat satu cerita. Menetapi hati dengan memandang segala penjuru. Gelap, dalam satu ruangan sempit aku mencoba meraba dan menerka. Segalanya pekat, hitam tak berwarna. Disitu beberapa bebunyian hilang. Hening, sedikit hening. Tenang, sedikit tenang. Tenang, namun sempit. Sempit, terasa sesak. Sesak karena gelap memenuhi segala ruang sera sudut-sudut kotak ini. Mencoba keluar, terlihat terang, dan meman terang. Dilangit terlihat guratan-guratan awan, terlihat putih terpantul cahaya matahari yang dipantulkan bulan. Matahari murung, tetap gelap tanpa lampu. Dibalik awan, setitik kerlip bintang terlihat sendirian. Indah, dibalik awan terlukis dilangitku malam ini. Dan kamu? Berkata gelap. 20 menit.
Gelap.
Sekitar terlihat cahaya bulan berjatuhan dari langit. Dan kamu?
Kamu?
Seperti terang cahaya bulan yang sedang aku pandangi sedari tadi. Dan kamu, seperti indahnya guratan-guratan awan indah malam tadi.
Dan kamu, seperti satu kerlip bintang diantara gumpalan awan-awan yang berarak.
Dan kamu, memaknai hari dengan hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline