Lihat ke Halaman Asli

Syaifullah Almahdi

Aku Mahasiswa aktif semester 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, aku sering diundang untuk membaca puisi, khususnya pada acara pekan kebudayaan nasional di UIN pojok bacaan Danarto

Novel "Siti Nurbaya" Cinta Abadi di Tengah Perubahan Zaman

Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli, yang diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1922, merupakan salah satu puncak roman dalam sastra Indonesia modern. Cerita ini berfokus pada kisah cinta antara Siti Nurbaya dan Samsulbahri, yang terhalang oleh adat dan kekuasaan Datuk Maringgih, seorang saudagar licik yang ingin menjodohkan Siti Nurbaya dengan dirinya.

Sinopsis

Siti Nurbaya, yang kehilangan ibunya di masa kecil, hidup bersama ayahnya, Baginda Sulaiman. Cinta sejatinya, Samsulbahri, terpaksa pergi setelah ayahnya mengusirnya karena perbuatan Datuk Maringgih. Siti Nurbaya berusaha menyusul Samsulbahri, namun ditangkap dan dipaksa kembali. Tragisnya, ia meninggal dunia akibat racun yang diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih, yang membuat Samsulbahri putus asa dan beralih ke dinas militer.

Tema dan Gaya

Novel ini mengangkat tema perlawanan terhadap adat yang mengekang hak asasi manusia, dengan Siti Nurbaya sebagai simbol perjuangan perempuan. Terdapat kutipan berikut:

"Cobalah kaupikir benar-benar, nasib kita perempuan ini! Dari Tuhan yang bersifat rahman dan rahim, kita telah dikurangkan daripada laki-laki, teman kita itu. Sengaja kukatakan teman kita laki-laki itu, karena sesungguhnyalah demikian walaupun banyak di antara mereka yang menyangka, mereka itu bukan teman, melainkan tuan kita dan kita hambanya. Pada persangkaan mereka, mereka lebih daripada kita, tentang kekuatan dan akal mereka."

"Sebab itu, haruslah perempuan itu terpelajar, supaya terjauh ia daripada bahaya, dan terpelihara anak suaminya dengan sepertinya."

Novel ini menggambarkan kisah cinta yang tidak terwujud antara Samsul Bahri dan Sitti Nurbaya, yang terpisah oleh berbagai faktor, termasuk tekanan sosial dan tradisi. Cinta mereka berakhir tragis, mencerminkan konflik antara keinginan pribadi dan tuntutan masyarakat. Marah Rusli menggunakan bahasa Melayu yang kaya, menjadikan novel ini mudah dipahami oleh masyarakat Melayu. Gaya penulisan yang khas dan penggunaan dialog yang hidup menambah daya tarik cerita ini.

Alur

Alur dalam novel ini adalah alur maju, dimulai dari eksposisi, komplikasi, klimaks, hingga resolusi. Konflik utama berpusat pada pernikahan paksa Siti Nurbaya dan perjuangan Samsul Bahri untuk menyelamatkannya. Kematian tragis Siti Nurbaya akibat racun yang diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih menambah kedalaman cerita.

Karakter Utama

Siti Nurbaya: Gadis cantik yang terpaksa menikah dengan Datuk Maringgih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline