Lihat ke Halaman Asli

syaifullah

Buruh Pensil

Jangan Memulai dengan Alasan

Diperbarui: 20 November 2020   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pekerjaan saya menumpuk. Wah... minggu ini saya sibuk sekali! Pikiran sudah tidak konsentrasi untuk menuangkannya dalam tulisan. Dan masih banyak lagi alasan yang membenarkan saya untuk tidak menulis. Tidak ada waktu luang untuk sekadar menuliskan apa saja yang sudah saya lakukan sepanjang hari ini. Seakan waktu yang saya jalani hari ini sudah full terpakai untuk aktivitas lain diluar menulis.

Mengkambinghitamkan waktu yang tidak menyisakan sedikitpun ruangnya untuk menulis. Selalu saja ada pekerjaan baru tatkala saya baru mulai memikirkan kalimat pembuka yang akan dituliskan. Sedetik pun untuk menuliskan satu kata saja tak sempat.

Apakah saya sudah menjadikan menulis sebagai kebiasaan? Atau saya menulis kalau ada tugas saja? Sampai ada istilah kalau waktunya sudah mepet, biasanya ide akan datang dengan sendiri nya. Harus ada tekanan dahulu agar apa yang ada di dalam pikiran saya itu akan mudah keluar.

Sepertinya itu bukanlah kebiasaan yang dibangun untuk menjadikan menulis semudah bernapas. Lebih sebagai menulis untuk menggugurkan tanggungjawab. Seperti pelajar yang harus mengerjakan PR sampai larut malam dengan beberapa buku yang di baca. Selesai! Ya, tugas memang selesai malam itu juga. Apa besok malam akan seperti itu lagi? Belum tentu.

Sebetulnya saya sudah membiasakan budaya menulis setiap hari. Membalas pesan WA di grup, update status di medsos, menulis laporan pekerjaan yang hendak dan sudah kita kerjakan dan lain-lain. Namun itu menulis dalam artian yang sebenar nya bagian dari tugas dan tanggung jawab. 

Namun menulis dengan membongkar dan menuangkan ide dalam pikiran supaya apa yang saya pikirkan bisa di lihat visualisasi dalam sebuah tulisan mungkin belum rutin saya lakukan. Itu sebabnya saya belum bisa meluangkan waktu setiap hari untuk menghasilkan karya tulis dari buah pikiran.

Namun semua itu belum terlambat. Mulai menulis... mulai menulis... mulai menulis... harus selalu terpikirkan sejalan dengan hembusan napas. Mulailah menulis apa saja yang melintas di pikiran saat itu juga supaya kebiasaan itu menjadi sebuah hobi yang menyenangkan, bukan menegangkan karena deadline.

Jangan salahkan kesibukan, jangan salahkan waktu yang tak menyisakan ruang untuk menulis. Ciptakanlah sendiri waktu dan kesibukan untuk menulis apa yang ada di pikiran saat itu juga. Waktu yang konsisten, tempat yang konsisten dan alat yang menunjang.

Mulai gerakan lagi jari jemari. Pasti bisa dan jangan memulai dengan alasan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline