Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Mengurai Benang Kusut Pengangguran di Indonesia.

Diperbarui: 24 Januari 2025   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengangguran menjadi salah satu persoalan utama yang terus menghantui perekonomian Indonesia. Masalah ini tidak hanya berdampak pada individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga menciptakan efek domino pada keluarga, masyarakat, hingga stabilitas ekonomi nasional. Dalam konteks yang lebih luas, pengangguran mencerminkan ketidakseimbangan dalam struktur pasar tenaga kerja dan kurangnya efisiensi dalam alokasi sumber daya manusia. Tantangan yang kompleks ini membutuhkan solusi jangka panjang yang strategis dan berkelanjutan.

Pemicu Pengangguran di Indonesia

Secara fundamental, pengangguran di Indonesia memiliki akar yang beragam. Beberapa faktor utama penyebabnya meliputi:

  1. Ketidaksesuaian Keterampilan (Skill Mismatch)
    Pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi ekonomi menyebabkan perubahan besar pada kebutuhan pasar tenaga kerja. Banyak pekerja yang belum memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan industri, terutama di sektor-sektor yang mulai mengadopsi teknologi tinggi.
  2. Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi
    Konsentrasi pertumbuhan ekonomi yang lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan menyebabkan kesenjangan ekonomi regional. Daerah-daerah terpencil sering kali tidak memiliki akses terhadap peluang kerja yang memadai.
  3. Dominasi Sektor Informal
    Sebagian besar tenaga kerja Indonesia berada di sektor informal yang tidak stabil dan minim perlindungan. Hal ini menciptakan situasi rentan yang memperbesar risiko pengangguran terutama saat terjadi guncangan ekonomi.
  4. Pandemi COVID-19
    Pandemi menambah beban pengangguran dengan menyebabkan penutupan bisnis dan pengurangan tenaga kerja di berbagai sektor, terutama sektor pariwisata, transportasi, dan manufaktur.
  5. Pertumbuhan Penduduk
    Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, terutama pada kelompok usia produktif, menambah tekanan pada pasar tenaga kerja untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup.

Dampak Pengangguran Jangka Panjang

Pengangguran yang tidak tertangani secara efektif akan menimbulkan konsekuensi serius bagi ekonomi dan sosial. Secara ekonomi, produktivitas nasional menurun akibat tenaga kerja yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Sementara itu, dari sisi sosial, meningkatnya angka pengangguran sering kali berujung pada peningkatan tingkat kemiskinan, kriminalitas, dan ketimpangan sosial.

Dalam jangka panjang, negara dapat menghadapi lost generation---kelompok individu usia produktif yang kehilangan kesempatan untuk berkembang secara ekonomi dan sosial. Generasi ini bisa menjadi beban ekonomi di masa depan jika tidak segera diberikan solusi yang tepat.

Solusi Jangka Panjang untuk Mengatasi Pengangguran

Mengurai benang kusut pengangguran di Indonesia memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diimplementasikan:

1. Reformasi Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Kurikulum pendidikan harus diselaraskan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja yang dinamis. Kemitraan antara institusi pendidikan, pelatihan vokasi, dan industri perlu diperkuat untuk memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan. Program pendidikan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dapat menjadi prioritas untuk mempersiapkan tenaga kerja di era digital.

Selain itu, pengembangan pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) bagi tenaga kerja yang terdampak teknologi atau pandemi harus didorong melalui program yang mudah diakses, seperti pelatihan berbasis online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline