Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Solusi untuk Kesenjangan Digital

Diperbarui: 20 Januari 2025   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Transformasi digital menjadi katalisator utama pembangunan di era modern, memberikan peluang besar dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga pelayanan publik. Namun, tidak semua masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara merata. Di Indonesia, kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi tantangan besar. Ketidakseimbangan akses internet menciptakan ketimpangan dalam hal pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial, yang dapat menghambat upaya pembangunan inklusif.

Potret Ketimpangan Digital di Pedesaan

Di kota-kota besar, akses internet sudah menjadi kebutuhan dasar. Infrastruktur teknologi seperti jaringan 4G, fiber optik, dan fasilitas Wi-Fi tersedia hampir di setiap sudut. Sebaliknya, di daerah pedesaan, akses internet sering kali menjadi barang langka. Berdasarkan data terbaru, banyak desa di Indonesia yang masih menghadapi kendala akses internet karena minimnya infrastruktur telekomunikasi. Hal ini diperburuk oleh letak geografis yang terpencil, seperti di wilayah pegunungan atau pulau-pulau kecil.

Tidak hanya akses fisik, faktor ekonomi juga menjadi penghalang utama. Biaya pemasangan dan penggunaan internet di pedesaan sering kali jauh lebih mahal dibandingkan di kota, membuatnya tidak terjangkau bagi banyak keluarga. Akibatnya, masyarakat pedesaan kehilangan kesempatan untuk terhubung dengan dunia luar dan mengakses berbagai peluang yang tersedia secara digital.

Pendidikan yang Terpinggirkan

Salah satu dampak terbesar dari kesenjangan digital ini terlihat dalam sektor pendidikan. Di era di mana pembelajaran daring semakin lazim, siswa di pedesaan menghadapi tantangan besar karena keterbatasan akses internet. Tidak sedikit cerita tentang siswa yang harus berjalan berjam-jam ke tempat tertentu hanya untuk mencari sinyal internet demi mengikuti kelas daring.

Situasi ini menciptakan jurang yang semakin lebar antara siswa di kota dan pedesaan. Anak-anak di daerah perkotaan memiliki akses ke platform pembelajaran daring, video edukasi, dan sumber daya digital lainnya, sementara anak-anak di pedesaan tertinggal karena terbatasnya akses teknologi. Jika tidak segera diatasi, ketimpangan ini dapat menciptakan generasi yang terfragmentasi dalam hal keterampilan dan pengetahuan.

Hambatan bagi Ekonomi Lokal

Kesenjangan digital juga memengaruhi perkembangan ekonomi di pedesaan. Dengan keterbatasan akses internet, para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di desa-desa sulit memanfaatkan peluang digital untuk memperluas pasar mereka. Sementara UMKM di kota dapat menjual produknya melalui platform e-commerce dan media sosial, banyak UMKM pedesaan yang masih mengandalkan metode tradisional.

Selain itu, kurangnya akses terhadap informasi digital membuat petani dan nelayan di pedesaan tidak dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil produksi mereka. Misalnya, mereka tidak dapat mengakses informasi cuaca, harga pasar terkini, atau teknologi pertanian yang lebih efisien. Akibatnya, mereka sulit bersaing dengan pelaku ekonomi dari daerah lain yang lebih terhubung secara digital.

Dampak pada Kehidupan Sosial

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline