Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Analisis Kritis Digitalisasi dari Perspektif Teori Ekonomi.

Diperbarui: 18 Januari 2025   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Digitalisasi telah menjadi salah satu perubahan terbesar dalam lanskap ekonomi global. Proses ini membawa transformasi besar dalam cara manusia bekerja, berinteraksi, dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kemajuan teknologi yang pesat, terdapat tantangan signifikan yang sering kali kurang mendapat perhatian, yakni dampak digitalisasi terhadap pekerjaan tradisional. Di era otomatisasi, manusia mulai digantikan oleh mesin, mengakibatkan hilangnya banyak pekerjaan yang selama ini menjadi tumpuan penghidupan bagi banyak individu dan keluarga. Pada kesempatan ini Kita akan mengupas secara kritis bagaimana digitalisasi menggantikan peran manusia, serta implikasinya bagi masyarakat dan ekonomi.

Revolusi Digital: Langkah Cepat Menuju Otomatisasi

Digitalisasi tidak dapat dipisahkan dari revolusi teknologi yang membawa perubahan dalam berbagai sektor. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, dan Internet of Things (IoT) telah menggantikan pekerjaan manual dengan sistem yang lebih efisien dan hemat biaya. Sektor manufaktur, transportasi, dan layanan pelanggan menjadi contoh nyata bagaimana otomatisasi mengambil alih peran manusia.

Misalnya, di pabrik-pabrik modern, robot industri kini melakukan tugas yang sebelumnya membutuhkan ratusan tenaga kerja manusia. Dalam layanan transportasi, kendaraan otonom mulai menggantikan pengemudi. Bahkan di sektor ritel, kasir manusia perlahan digantikan oleh sistem pembayaran otomatis. Transformasi ini menciptakan efisiensi, namun juga menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan pekerjaan tradisional.

Pekerjaan Tradisional yang Tergerus oleh Digitalisasi

Pekerjaan tradisional yang mengandalkan keterampilan manual dan interaksi manusia menjadi korban utama digitalisasi. Petani kecil, pengrajin, dan pedagang tradisional menghadapi tantangan besar akibat masuknya platform digital dan sistem otomatis yang mampu menyediakan produk dan layanan dengan harga lebih murah dan waktu lebih cepat.

Sebagai contoh, pekerjaan sebagai pengemudi taksi atau ojek konvensional kini terancam oleh hadirnya kendaraan listrik otonom. Di bidang pertanian, alat-alat modern berbasis teknologi menggantikan petani dalam proses penanaman dan panen. Hal ini bukan hanya mengurangi kebutuhan tenaga kerja, tetapi juga mengubah struktur ekonomi pedesaan yang sebelumnya sangat bergantung pada tenaga manusia.

Dampak Sosial Ekonomi Hilangnya Pekerjaan Tradisional

Hilangnya pekerjaan tradisional akibat digitalisasi memiliki dampak sosial ekonomi yang luas. Salah satu dampak utama adalah meningkatnya tingkat pengangguran, terutama di kalangan pekerja berusia lanjut dan mereka yang tidak memiliki keterampilan digital. Pengangguran ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada keluarga yang kehilangan sumber penghasilan utama.

Selain itu, ketimpangan sosial semakin melebar. Sementara pekerja dengan keterampilan digital tinggi mendapatkan peluang baru, mereka yang tidak memiliki akses atau kemampuan teknologi semakin tertinggal. Hal ini menciptakan jurang antara "mereka yang mampu beradaptasi" dengan "mereka yang tertinggal," yang pada akhirnya dapat memicu ketidakstabilan sosial.

Pergeseran Paradigma: Dari Tenaga Kerja ke Teknologi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline