Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Digitalisasi : Solusi atau Ancaman?

Diperbarui: 12 Januari 2025   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Digitalisasi telah menjadi fenomena yang mengubah wajah kehidupan manusia di abad ke-21. Dari sektor ekonomi hingga pendidikan, dari layanan kesehatan hingga transportasi, hampir semua aspek kehidupan kini terhubung dengan teknologi digital. Digitalisasi dianggap sebagai solusi yang menjanjikan untuk efisiensi, aksesibilitas, dan inovasi. Namun, di balik gemerlapnya janji tersebut, ada sisi gelap yang sering diabaikan. Digitalisasi, bak pedang bermata dua, membawa manfaat besar sekaligus risiko yang tidak kalah besar. Pada kesempatan ini Kita akan mengupas kedua sisi tersebut, dengan harapan memberikan pandangan yang seimbang mengenai dampak digitalisasi terhadap kehidupan masyarakat.

Digitalisasi sebagai Solusi: Manfaat yang Tak Terbantahkan

Tidak dapat disangkal bahwa digitalisasi telah membawa banyak keuntungan. Di sektor ekonomi, digitalisasi memungkinkan lahirnya model bisnis baru yang lebih efisien dan inklusif. Contohnya, platform e-commerce seperti Tokopedia atau Shopee memungkinkan usaha kecil dan menengah (UMKM) menjangkau pasar yang lebih luas tanpa harus membuka toko fisik. Dengan hanya bermodalkan koneksi internet dan perangkat digital, siapa pun dapat menjadi pelaku usaha.

Dalam bidang pendidikan, digitalisasi telah membuka akses terhadap sumber belajar yang sebelumnya sulit dijangkau. Platform pembelajaran daring seperti Ruangguru dan Coursera memberikan kesempatan bagi individu untuk mengembangkan keterampilan mereka tanpa harus terikat pada ruang dan waktu tertentu. Hal ini sangat relevan di era di mana pembelajaran sepanjang hayat menjadi keharusan.

Sementara itu, di sektor kesehatan, digitalisasi membantu mempermudah akses masyarakat terhadap layanan medis. Telemedicine, misalnya, memungkinkan konsultasi dokter dilakukan secara daring, mengurangi kebutuhan akan kunjungan fisik ke fasilitas kesehatan. Ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.

Digitalisasi juga mendorong efisiensi dalam birokrasi. E-government, yang semakin banyak diadopsi di Indonesia, memungkinkan masyarakat mengakses layanan publik seperti pembuatan KTP atau pembayaran pajak secara daring. Hal ini mengurangi waktu tunggu, birokrasi yang rumit, dan potensi korupsi.

Digitalisasi sebagai Ancaman: Risiko yang Mengintai

Namun, digitalisasi tidak selalu berarti kemajuan tanpa konsekuensi. Ada beberapa risiko yang patut menjadi perhatian, terutama jika digitalisasi tidak dikelola dengan bijaksana.

1. Ketimpangan Digital (Digital Divide)

Salah satu ancaman terbesar dari digitalisasi adalah ketimpangan digital. Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Faktor seperti lokasi geografis, tingkat pendidikan, dan pendapatan berperan besar dalam menentukan siapa yang dapat menikmati manfaat digitalisasi. Di Indonesia, masih banyak daerah terpencil yang belum terjangkau oleh internet yang memadai. Akibatnya, mereka tertinggal dalam memanfaatkan peluang digital.

2. Disrupsi Tenaga Kerja

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline