Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Swasembada Pertanian dan Pangan (78) : Desa Wisata Pertanian.

Diperbarui: 26 Desember 2024   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mewujudkan kemandirian pangan. Salah satu pendekatan inovatif yang muncul dalam beberapa dekade terakhir adalah pengembangan desa wisata pertanian. Desa wisata pertanian bukan hanya menjadi magnet pariwisata, tetapi juga menjadi katalisator penting dalam memperkuat ketahanan pangan melalui edukasi, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Desa Wisata Pertanian: Sebuah Konsep Inovatif

Desa wisata pertanian merupakan perpaduan antara praktik pertanian dan pariwisata. Dalam konsep ini, desa-desa yang memiliki keunggulan agraris dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan fokus pada pengalaman interaktif di bidang pertanian. Wisatawan dapat belajar langsung tentang budidaya tanaman, peternakan, hingga pengolahan hasil pertanian.

Contoh nyata dari konsep ini adalah Desa Wisata Pentingsari di Yogyakarta, yang menggabungkan aktivitas bertani dengan pengalaman wisata. Di desa ini, wisatawan diajak menanam padi, memanen hasil bumi, hingga memahami pentingnya keberlanjutan dalam pertanian. Pendekatan seperti ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memperkenalkan konsep kemandirian pangan kepada khalayak yang lebih luas.

Edukasi untuk Kemandirian Pangan

Desa wisata pertanian memainkan peran kunci dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya kemandirian pangan. Dalam era globalisasi yang sarat dengan ketergantungan impor, edukasi tentang manfaat konsumsi produk lokal menjadi sangat relevan. Melalui pengalaman langsung di desa wisata, masyarakat dan wisatawan dapat belajar tentang diversifikasi pangan, teknik pertanian organik, dan manajemen sumber daya alam secara berkelanjutan.

Sebagai contoh, desa wisata dapat menyelenggarakan program pelatihan tentang pengelolaan lahan sempit untuk budidaya sayuran, atau memanfaatkan teknologi hidroponik dan aquaponik. Dengan pengetahuan ini, masyarakat perkotaan sekalipun dapat berkontribusi pada upaya kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.

Mendorong Inovasi di Sektor Pertanian

Desa wisata pertanian juga menjadi laboratorium hidup untuk inovasi di bidang pertanian. Dengan melibatkan akademisi, peneliti, dan praktisi, desa wisata dapat menjadi pusat pengembangan teknologi pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Misalnya, teknologi pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk organik dapat diperkenalkan kepada petani lokal melalui kolaborasi antara desa wisata dan universitas. Selain itu, desa wisata dapat menjadi lokasi demonstrasi penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam pengelolaan lahan dan irigasi. Dengan demikian, desa wisata tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat pengembangan inovasi yang mendukung keberlanjutan pangan.

Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline