Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Swasembada Pertanian dan Pangan (73) : Pertanian Berkelanjutan.

Diperbarui: 25 Desember 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Sebagai negara agraris dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan. Namun, tantangan global seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan urbanisasi menuntut pendekatan baru yang lebih berkelanjutan dalam sektor pertanian. Pertanian berkelanjutan menjadi solusi strategis untuk memastikan ketersediaan pangan sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan petani.

Mengapa Pertanian Berkelanjutan Penting?

Konsep pertanian berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Secara global, laporan terbaru dari Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan bahwa lebih dari 30% lahan pertanian di dunia telah mengalami degradasi. Di Indonesia, fenomena serupa terlihat pada alih fungsi lahan produktif menjadi kawasan industri dan perumahan. Selain itu, penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan telah mengakibatkan kerusakan tanah dan menurunkan kualitas air tanah.

Pertanian berkelanjutan menawarkan solusi dengan memanfaatkan teknologi modern, praktik agronomi yang baik, dan pengelolaan sumber daya yang bijak. Model ini mengutamakan rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, serta adopsi teknologi ramah lingkungan seperti irigasi presisi dan sensor tanah.

Strategi Utama Mendorong Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

  1. Pemanfaatan Teknologi Pertanian Cerdas
    Revolusi Industri 4.0 telah membuka jalan bagi pertanian cerdas (smart farming). Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan data besar, petani dapat mengoptimalkan produktivitas. Misalnya, sensor tanah dapat memberikan informasi real-time tentang kadar air dan nutrisi, sehingga petani dapat menyesuaikan jadwal irigasi dan pemupukan.

Selain itu, drone pertanian dapat digunakan untuk memantau kesehatan tanaman dan distribusi pupuk secara merata. Beberapa start-up di Indonesia telah mulai mengembangkan teknologi ini, namun adopsinya masih memerlukan dukungan kebijakan dan pembiayaan.

  1. Pengembangan Ekosistem Pertanian Organik
    Pertanian organik menjadi salah satu pendekatan utama dalam mencapai keberlanjutan. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis, sistem ini mampu meningkatkan kesuburan tanah secara alami dan menghasilkan produk pangan yang lebih sehat.

Untuk mendorong adopsi pertanian organik, diperlukan insentif berupa subsidi pupuk organik, pelatihan bagi petani, serta sertifikasi produk organik yang diakui secara internasional.

  1. Diversifikasi Tanaman
    Sistem monokultur sering kali menjadi akar permasalahan kerentanan pangan. Diversifikasi tanaman dapat meningkatkan ketahanan pangan dengan mengurangi risiko gagal panen akibat serangan hama atau perubahan cuaca ekstrem. Misalnya, selain padi, petani dapat menanam palawija seperti jagung, ubi, atau kacang-kacangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
  2. Pemberdayaan Petani dan Akses ke Pasar
    Kesejahteraan petani adalah kunci keberhasilan pertanian berkelanjutan. Pelatihan, akses ke teknologi, serta penguatan koperasi tani dapat membantu petani meningkatkan daya saing mereka. Selain itu, digitalisasi pasar melalui platform e-commerce dapat memotong rantai distribusi yang panjang, sehingga petani dapat menjual hasil panen dengan harga yang lebih adil.
  3. Peningkatan Riset dan Inovasi
    Kolaborasi antara lembaga penelitian, universitas, dan pemerintah sangat penting untuk menghasilkan inovasi pertanian yang sesuai dengan kondisi lokal. Pengembangan varietas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim atau serangan hama dapat menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas.

Tantangan dalam Implementasi Pertanian Berkelanjutan

Meskipun konsep ini menjanjikan, implementasinya di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah minimnya kesadaran dan pemahaman petani tentang praktik berkelanjutan. Sebagian besar petani masih terjebak dalam metode konvensional yang cenderung merusak lingkungan.

Selain itu, keterbatasan infrastruktur dan pendanaan menjadi hambatan signifikan. Banyak petani kecil tidak memiliki akses ke teknologi modern atau modal untuk beralih ke pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting dalam menyediakan fasilitas, subsidi, dan kebijakan pendukung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline