Prinsip-prinsip keuangan keluarga Muslim berlandaskan ajaran Islam yang mencakup nilai-nilai keadilan, keberkahan, dan tanggung jawab. Berikut adalah beberapa prinsip utama:
1. Keyakinan bahwa Harta adalah Amanah
- Dalam Islam, harta dianggap sebagai titipan Allah SWT yang harus dikelola dengan baik dan sesuai dengan syariat.
- Setiap penggunaan harta akan dimintai pertanggungjawaban, sehingga harus digunakan untuk kebaikan.
2. Pendapatan Halal
- Pendapatan keluarga harus berasal dari sumber yang halal dan bersih, bebas dari unsur riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian).
- Usaha yang dilakukan harus sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti berdagang dengan jujur dan menghindari eksploitasi.
3. Pencatatan dan Perencanaan Keuangan
- Islam mendorong pengelolaan keuangan yang terencana, seperti mencatat pemasukan dan pengeluaran.
- Membuat anggaran untuk kebutuhan primer, sekunder, dan alokasi tabungan adalah bagian dari pengelolaan yang bertanggung jawab.
4. Mengutamakan Kebutuhan daripada Keinginan
- Dalam membelanjakan harta, keluarga Muslim diajarkan untuk mendahulukan kebutuhan (dharuriyat) daripada keinginan (tahsiniyat).
- Hal ini untuk memastikan keseimbangan antara konsumsi dan keberlanjutan finansial.
5. Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf
- Mengeluarkan zakat adalah kewajiban untuk menyucikan harta dan membantu masyarakat yang membutuhkan.
- Selain zakat, infak dan sedekah dianjurkan untuk menanamkan keberkahan dalam harta.
- Wakaf juga menjadi cara untuk berkontribusi pada keberlanjutan sosial dan agama.
6. Menghindari Utang yang Membebani
- Islam memperbolehkan utang dalam kondisi darurat, namun tidak untuk memenuhi gaya hidup atau hal yang tidak penting.
- Keluarga Muslim dianjurkan untuk segera melunasi utang agar tidak menjadi beban di dunia dan akhirat.
7. Investasi yang Sesuai Syariah
- Berinvestasi untuk masa depan keluarga diperbolehkan, namun harus sesuai dengan prinsip syariah, seperti menghindari riba dan investasi di sektor haram.
- Investasi yang dianjurkan mencakup sektor yang produktif, seperti usaha halal atau sukuk syariah.
8. Prinsip Kehati-hatian dalam Konsumsi
- Islam mengajarkan hidup sederhana (qana'ah) dan tidak berlebih-lebihan dalam belanja (israf).
- Keluarga Muslim dianjurkan untuk memastikan bahwa konsumsi mereka tidak menyebabkan pemborosan atau melupakan kewajiban sosial.
9. Tabungan dan Dana Darurat
- Menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan dan dana darurat adalah bagian dari perencanaan keuangan yang baik.
- Tabungan digunakan untuk keperluan masa depan seperti pendidikan anak, kesehatan, dan kebutuhan mendadak.
10. Melibatkan Anggota Keluarga
- Pengelolaan keuangan keluarga sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, melibatkan suami, istri, dan anak-anak.
- Transparansi dan musyawarah diperlukan untuk memastikan setiap keputusan keuangan membawa manfaat bagi seluruh keluarga.