Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Anak Muda dan Pertanian: Mestikah Rural?

Diperbarui: 1 Desember 2024   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertanian sering kali dikaitkan dengan kehidupan pedesaan atau daerah rural, mengingat lahan pertanian yang luas dan sumber daya alam yang dominan berada di wilayah ini. Namun, perkembangan teknologi dan perubahan pola pikir memungkinkan pertanian tidak lagi eksklusif untuk desa. Anak muda kini dapat terlibat dalam sektor pertanian tanpa harus terikat pada lokasi geografis tertentu. Berikut adalah perspektif mendalam tentang apakah pertanian harus selalu terkait dengan rural dan desa.

1. Pertanian Urban: Peluang Baru di Tengah Kota

a. Teknologi Pertanian Vertikal dan Hidroponik

  • Teknologi seperti vertical farming memungkinkan pertanian dilakukan di gedung-gedung tinggi di kota. Sistem ini tidak membutuhkan lahan luas dan dapat memanfaatkan ruang vertikal.
  • Hidroponik dan akuaponik semakin populer di kalangan anak muda yang tinggal di perkotaan, menawarkan cara bercocok tanam yang modern dan hemat tempat.

b. Contoh Nyata

  • Singapura: Sebagai negara dengan keterbatasan lahan, Singapura mengadopsi pertanian urban menggunakan teknologi tinggi untuk memproduksi kebutuhan pangan lokal.
  • Amerika Serikat: Kota besar seperti New York memiliki banyak urban farms yang dikelola komunitas anak muda.

2. Desa Digital: Modernisasi Kehidupan Rural

a. Infrastruktur Digital di Pedesaan

  • Dengan akses internet yang luas dan layanan digital yang tersedia, anak muda dapat tetap tinggal di desa tetapi mengelola pertanian dengan cara modern.
  • Teknologi seperti drone dan aplikasi berbasis IoT memungkinkan pengelolaan pertanian dari jarak jauh.

b. Potensi Desa sebagai Pusat Inovasi

  • Desa dapat menjadi pusat produksi dan inovasi berbasis pertanian, dengan anak muda mengelola distribusi dan pemasaran melalui platform digital.
  • Program seperti smart village di Eropa telah membuktikan bahwa desa bisa menjadi lokasi strategis untuk kegiatan agribisnis modern.

3. Agribisnis: Menghubungkan Rural dan Urban

a. Rantai Nilai Pertanian

  • Anak muda dapat terlibat dalam sektor pertanian melalui pengolahan hasil tani, distribusi, pemasaran, dan inovasi produk. Profesi ini tidak harus dilakukan di desa, tetapi dapat berbasis di kota.
  • Misalnya, pengusaha muda di kota dapat mengembangkan produk makanan organik, kosmetik berbahan alami, atau bioenergi dari hasil pertanian desa.

b. Kolaborasi Rural-Urban

  • Model kolaborasi antara petani desa dan anak muda perkotaan dapat menciptakan ekosistem pertanian yang saling menguntungkan.

4. Pendidikan dan Pelatihan: Dimana Saja Bisa Belajar Bertani

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline