Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Swasembada Industri Pertahanan (98): Produksi Peralatan Medis

Diperbarui: 20 November 2024   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kemandirian dalam produksi peralatan medis bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang keamanan, ekonomi, dan keberlanjutan bangsa. Dalam konteks pertahanan nasional, peralatan medis memegang peranan strategis yang sering kali diabaikan. Bayangkan skenario perang atau bencana besar di mana rantai pasok global terganggu, dan negara harus bergantung pada impor alat-alat medis penting. Ketergantungan seperti ini jelas berisiko tinggi. Oleh karena itu, membangun industri alat medis yang mandiri menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar.

Mengapa Kemandirian Ini Penting?

Pertahanan nasional tidak hanya melibatkan senjata, kendaraan tempur, atau strategi militer. Sektor kesehatan adalah elemen kunci yang menentukan daya tahan suatu bangsa dalam menghadapi krisis. Alat-alat medis seperti ventilator, kit diagnostik, obat-obatan esensial, hingga pakaian pelindung untuk tenaga kesehatan, merupakan bagian integral dari upaya mempertahankan stabilitas negara. Ketika pandemi COVID-19 melanda, misalnya, banyak negara menghadapi kelangkaan alat medis. Indonesia, yang saat itu masih bergantung pada impor, mengalami tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan domestik.

Sebagai perbandingan, negara seperti Korea Selatan telah berhasil mengembangkan industri alat medis yang tangguh. Dalam waktu singkat, mereka mampu memproduksi alat tes COVID-19 dalam jumlah besar, tidak hanya untuk kebutuhan domestik tetapi juga ekspor. Contoh ini menunjukkan bagaimana kemandirian dapat memberikan fleksibilitas sekaligus meningkatkan posisi strategis di panggung global.

Tantangan yang Dihadapi Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian di sektor ini, namun masih menghadapi berbagai kendala. Pertama, industri manufaktur alat kesehatan dalam negeri masih terbatas. Sebagian besar produsen lokal hanya mampu memproduksi barang dengan teknologi rendah atau menengah. Produk-produk dengan teknologi tinggi seperti MRI atau ventilator canggih masih diimpor dari negara maju.

Kedua, penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang alat medis belum mendapatkan perhatian serius. Anggaran riset nasional yang rendah menjadi salah satu penyebab lambatnya inovasi. Bandingkan dengan Jerman, yang mengalokasikan hampir 3% dari PDB-nya untuk R&D, Indonesia hanya menganggarkan sekitar 0,2%. Rendahnya investasi ini membuat Indonesia sulit bersaing dalam menciptakan alat-alat medis mutakhir.

Selain itu, regulasi yang kompleks dan birokrasi yang lambat sering menjadi hambatan bagi pelaku industri dalam negeri. Proses perizinan untuk memproduksi alat kesehatan sering kali memakan waktu yang lama, sehingga mengurangi daya saing produsen lokal.

Langkah Strategis Menuju Kemandirian

Untuk mencapai kemandirian dalam produksi peralatan medis, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak, dari pemerintah, swasta, hingga institusi pendidikan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Investasi dalam R&D: Pemerintah harus meningkatkan alokasi anggaran untuk penelitian dan pengembangan alat kesehatan. Kerjasama dengan universitas dan lembaga riset, baik dalam negeri maupun luar negeri, dapat mempercepat transfer teknologi dan pengembangan inovasi.
  2. Peningkatan Kapasitas Industri: Industri lokal perlu didukung untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Insentif fiskal seperti pengurangan pajak atau subsidi untuk produsen lokal dapat mendorong mereka untuk berinvestasi lebih banyak dalam teknologi.
  3. Kolaborasi Multisektoral: Kementerian Pertahanan, Kesehatan, dan Perindustrian perlu bekerja sama dalam menciptakan ekosistem yang mendukung produksi alat medis. Kolaborasi ini juga harus melibatkan sektor swasta sebagai mitra strategis.
  4. Regulasi yang Mendukung: Pemerintah perlu menyederhanakan proses perizinan dan memberikan jaminan pasar bagi produk lokal, misalnya melalui kebijakan wajib beli alat medis produksi dalam negeri untuk fasilitas kesehatan pemerintah.
  5. Pemberdayaan SDM: Indonesia harus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknik medis. Program pelatihan, pendidikan vokasi, dan sertifikasi internasional perlu diperluas untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten.

Kemandirian sebagai Bagian dari Pertahanan Nasional

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline