Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Swasembada Industri Pertahanan (89): Integrasi IoT

Diperbarui: 18 November 2024   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk di sektor pertahanan. Salah satu inovasi yang sedang menjadi perhatian global adalah Internet of Things (IoT). IoT memungkinkan perangkat yang berbeda untuk saling berkomunikasi melalui jaringan internet, menciptakan sistem yang lebih terhubung, cerdas, dan efisien. Dalam konteks pertahanan nasional, integrasi IoT dapat membawa transformasi signifikan, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat keamanan negara secara keseluruhan. Namun, tantangan dalam penerapan teknologi ini juga perlu mendapatkan perhatian serius.

IoT dan Transformasi Sistem Pertahanan Modern

IoT dapat diibaratkan sebagai "jaringan kehidupan digital" yang menghubungkan berbagai perangkat dan sistem. Di bidang pertahanan, perangkat ini bisa mencakup sensor, drone, kendaraan militer, dan sistem komunikasi yang saling terintegrasi. Misalnya, sebuah drone yang dilengkapi dengan sensor IoT dapat mengirimkan data real-time tentang kondisi medan perang ke pusat komando, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Israel telah menerapkan teknologi IoT dalam sistem pertahanannya. Israel, misalnya, menggunakan IoT dalam sistem pertahanan rudal Iron Dome. Sistem ini memanfaatkan jaringan sensor yang mampu mendeteksi ancaman rudal secara real-time, mengintegrasikan data dari berbagai titik, lalu menargetkan dan menghancurkan ancaman sebelum mencapai wilayah yang dilindungi.

Di sisi lain, Amerika Serikat mengembangkan konsep "Internet of Battlefield Things" (IoBT) yang mengintegrasikan perangkat IoT untuk meningkatkan kesadaran situasional dan efisiensi operasional di medan perang. Dalam konsep ini, semua elemen---mulai dari kendaraan tak berawak hingga perangkat wearable bagi prajurit---dihubungkan dalam satu jaringan yang dapat saling berbagi informasi.

Peluang IoT dalam Pertahanan Nasional Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan wilayah yang luas dan tantangan geografis yang kompleks, memiliki kebutuhan unik dalam sistem pertahanannya. Dengan ribuan pulau yang tersebar, sistem pertahanan tradisional sering kali menghadapi kendala dalam hal komunikasi, pengawasan, dan respon cepat terhadap ancaman. Integrasi IoT menawarkan solusi yang relevan untuk mengatasi masalah ini.

1. Pengawasan Wilayah yang Lebih Efektif

Sensor berbasis IoT dapat ditempatkan di titik-titik strategis seperti perbatasan, garis pantai, dan area laut yang rentan terhadap penyusupan. Sensor ini dapat mendeteksi pergerakan kapal asing atau aktivitas mencurigakan secara real-time dan mengirimkan peringatan ke pusat komando. Contoh konkret adalah penggunaan sensor bawah laut untuk mendeteksi kapal selam yang mencoba memasuki perairan Indonesia tanpa izin.

2. Respons Cepat terhadap Ancaman

IoT memungkinkan respon cepat terhadap ancaman. Sistem drone patroli yang terintegrasi dengan IoT, misalnya, dapat dikirim ke lokasi insiden dalam hitungan menit setelah adanya laporan. Data yang dikumpulkan oleh drone ini dapat langsung dianalisis oleh sistem kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan rekomendasi tindakan kepada komandan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline