Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Swasembada Industri Pertahanan (39): Akomidir Inovasi Lokal

Diperbarui: 9 November 2024   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Untuk memperkuat kemandirian dalam bidang pertahanan, Indonesia perlu mengembangkan langkah strategis yang dapat mendorong tercapainya swasembada industri pertahanan. Salah satu pendekatan yang paling relevan adalah melalui inovasi lokal, di mana sumber daya manusia, teknologi, dan potensi lokal dapat dimaksimalkan untuk menciptakan produk pertahanan yang unggul dan dapat bersaing di tingkat global. Dalam konteks ini, inovasi lokal bukan hanya soal pengembangan teknologi canggih, tetapi juga melibatkan peningkatan kapasitas SDM, pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan pembangunan ekosistem industri yang mendukung.

Mengapa Inovasi Lokal Penting dalam Industri Pertahanan?

Industri pertahanan yang kuat dan mandiri bukan hanya soal memiliki alat tempur dan teknologi mutakhir, tetapi juga soal ketahanan ekonomi dan politik. Mengandalkan impor senjata dan peralatan militer dari negara lain memiliki banyak risiko, mulai dari ketergantungan terhadap negara pemasok hingga keterbatasan dalam adaptasi terhadap kebutuhan lokal. Oleh karena itu, membangun kapasitas industri pertahanan lokal melalui inovasi teknologi menjadi langkah yang sangat strategis.

Inovasi lokal dalam konteks industri pertahanan adalah proses menciptakan teknologi dan produk yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan konteks geopolitik Indonesia. Salah satu contoh yang dapat diambil adalah pengembangan sistem pertahanan siber yang sepenuhnya dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan lokal. Sistem ini tidak hanya dapat mengamankan data sensitif terkait pertahanan, tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem teknologi informasi yang tangguh, yang pada gilirannya dapat mendukung sektor-sektor vital lainnya, seperti ekonomi digital dan riset.

Katalisator untuk Inovasi: Kolaborasi Antar Sektor

Inovasi lokal di sektor pertahanan memerlukan lebih dari sekadar riset dan pengembangan (R&D) dalam laboratorium. Salah satu katalisator utamanya adalah kolaborasi antara berbagai sektor---termasuk pemerintah, industri swasta, dan lembaga pendidikan. Pemerintah Indonesia, misalnya, dapat memainkan peran penting dalam menciptakan kebijakan yang mendukung inovasi dengan menyediakan insentif fiskal, menyederhanakan regulasi, serta mendorong sektor pertahanan untuk bermitra dengan universitas dan lembaga penelitian lokal.

Sebagai contoh, beberapa negara seperti Israel dan Korea Selatan telah berhasil mengembangkan industri pertahanan yang maju dengan memanfaatkan kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta. Di Israel, misalnya, kemitraan antara militer dan sektor teknologi telah menghasilkan inovasi canggih dalam bidang drone dan pertahanan udara, yang sekarang menjadi komoditas ekspor utama negara tersebut. Hal yang sama dapat diterapkan di Indonesia dengan mengembangkan sinergi antara kementerian pertahanan, kementerian riset dan teknologi, serta industri teknologi lokal.

Di sisi lain, sektor pendidikan juga berperan penting dalam membangun kapasitas SDM yang dibutuhkan untuk mendorong inovasi. Lembaga pendidikan tinggi di Indonesia harus diberdayakan untuk menghasilkan talenta yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang dibutuhkan industri pertahanan. Kolaborasi dengan perguruan tinggi ternama di dunia, serta peningkatan kualitas riset dan pengembangan, dapat membuka jalan bagi terciptanya inovasi yang lebih relevan dan aplikatif.

Inovasi Lokal dalam Pengembangan Teknologi Pertahanan

Untuk dapat menciptakan produk pertahanan yang mandiri, inovasi teknologi yang berbasis pada kebutuhan lokal sangatlah penting. Pengembangan teknologi ini tidak hanya mencakup pembuatan alat-alat pertahanan seperti senjata, kendaraan tempur, atau pesawat, tetapi juga teknologi penunjang yang mendukung sistem pertahanan secara keseluruhan.

Salah satu contoh yang relevan adalah pengembangan teknologi drone yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengawasan, pemetaan, dan pengiriman logistik dalam daerah konflik. Di Indonesia, perusahaan lokal dapat mengembangkan drone yang sesuai dengan kondisi geografis dan operasional militer nasional. Misalnya, Indonesia dapat mengembangkan drone yang lebih efektif untuk wilayah perairan atau daerah dengan medan bergunung yang sulit dijangkau oleh kendaraan darat. Dengan demikian, teknologi drone yang dikembangkan lokal tidak hanya memenuhi kebutuhan militer, tetapi juga dapat diekspor ke negara lain dengan kondisi geografis serupa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline