Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Swasembada Industri Pertahanan (32) : Digitalisasi Rantai Pasok

Diperbarui: 7 November 2024   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Digitalisasi telah membawa perubahan besar di berbagai sektor industri, termasuk sektor pertahanan yang sangat vital bagi kedaulatan suatu negara. Seiring dengan semakin kompleksnya ancaman global dan meningkatnya ketergantungan pada teknologi canggih, sektor pertahanan harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang digitalisasi rantai pasok (supply chain). Rantai pasok yang efisien dan terintegrasi adalah tulang punggung bagi kemandirian pertahanan, di mana keterjaminan pasokan, kecepatan pengiriman, serta akses real-time terhadap informasi sangatlah penting untuk meningkatkan kapasitas pertahanan suatu negara.

Rantai pasok di sektor pertahanan mencakup proses yang panjang dan rumit, dari perencanaan, pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga pemeliharaan peralatan dan suku cadang. Penggunaan teknologi digital, seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), analisis data besar (big data), serta blockchain, dapat memberikan solusi yang lebih efisien, terukur, dan transparan. Dengan digitalisasi, rantai pasok pertahanan dapat berfungsi lebih optimal dan mempercepat terwujudnya kemandirian dalam industri pertahanan.

1. Mengapa Digitalisasi Rantai Pasok Penting untuk Kemandirian Pertahanan?

Kemandirian pertahanan merupakan tujuan strategis untuk menjaga kedaulatan negara. Namun, kemandirian ini memerlukan sistem rantai pasok yang tidak hanya kuat tetapi juga mandiri, sehingga tidak bergantung pada pihak asing, terutama dalam hal teknologi sensitif dan kritikal.

Dengan digitalisasi rantai pasok, setiap tahap dalam siklus pertahanan dapat terpantau dan dikendalikan dengan lebih baik. Misalnya, dengan penggunaan IoT dan sensor pintar, pemerintah dapat memantau ketersediaan bahan baku, mengantisipasi kebutuhan produksi, dan meminimalisir risiko keterlambatan pasokan. Selain itu, digitalisasi memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi risiko sejak awal, sehingga langkah-langkah mitigasi dapat segera diambil. Dalam konteks pertahanan, kemampuan untuk mendeteksi risiko dengan cepat dan tepat waktu sangatlah penting, mengingat peran sektor ini dalam menjaga stabilitas negara.

2. Teknologi Digital untuk Optimalisasi Rantai Pasok Pertahanan

Berikut adalah beberapa teknologi utama dalam digitalisasi rantai pasok yang relevan untuk memajukan kemandirian sektor pertahanan.

a. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar dalam menganalisis data besar untuk memperkirakan permintaan, mengidentifikasi pola penggunaan, serta membantu dalam proses perencanaan. Dalam konteks rantai pasok pertahanan, AI dapat digunakan untuk meramalkan kebutuhan suku cadang atau mengantisipasi permintaan alutsista berdasarkan analisis ancaman yang berkembang.

AI juga dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat, misalnya dalam menentukan jalur distribusi optimal untuk mengirimkan peralatan militer ke berbagai titik strategis. AI dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pemantauan inventaris untuk meminimalkan kesalahan dan meningkatkan efisiensi proses pengadaan.

b. Internet of Things (IoT)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline