Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Mengubah Pola Konsumsi Energi di Era Society 5.0: Menuju Energi Terbarukan

Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Perubahan pola konsumsi energi menjadi topik yang semakin mendesak di tengah krisis iklim global dan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Di era Society 5.0, di mana teknologi dan data berperan sentral dalam kehidupan sehari-hari, peralihan menuju energi terbarukan tidak hanya menjadi pilihan, tetapi kebutuhan yang tak terhindarkan. Indonesia, dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Namun, Society 5.0 membuka jalan untuk perubahan mendasar dalam cara energi dikonsumsi dan dikelola.

Dengan memanfaatkan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data, masyarakat kini memiliki peluang untuk mengubah pola konsumsi energi mereka secara radikal. Revolusi ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga membantu Indonesia mencapai target ambisiusnya dalam penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon.

Pola Konsumsi Energi di Era Society 5.0

Di era sebelumnya, penggunaan energi sangat bergantung pada sumber daya fosil seperti minyak, gas, dan batu bara. Energi ini sering kali diproduksi di lokasi yang jauh dari pusat konsumsi dan didistribusikan melalui sistem yang kompleks. Pola konsumsi ini, selain boros, juga tidak berkelanjutan karena kontribusinya terhadap pemanasan global dan pencemaran lingkungan.

Namun, Society 5.0 menawarkan pendekatan baru dalam mengelola energi. Di era ini, manusia dan teknologi hidup berdampingan dalam simbiosis yang harmonis. Dengan bantuan teknologi digital yang semakin canggih, individu dan perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan energi mereka secara lebih efisien. AI dan IoT memungkinkan peralatan rumah tangga, industri, serta sistem transportasi untuk bekerja lebih cerdas, mengurangi pemborosan energi, dan mendistribusikan energi secara tepat sesuai kebutuhan.

  1. Penggunaan AI dan IoT dalam Pengelolaan Energi
    Dalam Society 5.0, penggunaan AI dan IoT menjadi pilar utama dalam mengubah pola konsumsi energi. Perangkat yang terhubung melalui IoT dapat memantau dan mengatur penggunaan energi secara otomatis. Misalnya, sistem pendingin udara atau pencahayaan di rumah atau gedung dapat dikendalikan oleh AI berdasarkan data real-time, seperti jumlah orang di dalam ruangan atau kondisi cuaca. Ini tidak hanya mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu, tetapi juga menurunkan biaya energi secara signifikan.

AI juga memainkan peran penting dalam sistem manajemen energi skala besar. Di sektor industri, AI dapat mengoptimalkan proses produksi dengan menyesuaikan penggunaan energi pada titik-titik kritis dalam rantai produksi. Dalam sektor transportasi, AI dapat memprediksi pola lalu lintas dan mengelola armada kendaraan listrik agar beroperasi dengan efisiensi maksimal. Dengan demikian, Society 5.0 tidak hanya mengubah cara energi dikonsumsi, tetapi juga menciptakan ekosistem di mana energi digunakan secara cerdas dan efisien.

  1. Pengintegrasian Energi Terbarukan dengan Smart Grid
    Salah satu inovasi utama di era Society 5.0 adalah konsep smart grid, sebuah jaringan listrik cerdas yang mampu mengelola aliran energi dari berbagai sumber secara otomatis dan efisien. Dalam sistem ini, energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidro dapat diintegrasikan ke dalam jaringan nasional dengan lebih lancar. Smart grid memungkinkan pengelolaan energi terbarukan yang sebelumnya terhambat oleh masalah ketidakstabilan pasokan akibat fluktuasi alamiah seperti perubahan cuaca.

Dengan menggunakan big data dan analisis prediktif, smart grid dapat mengelola aliran energi dari berbagai sumber, memastikan bahwa energi terbarukan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Selain itu, energi yang dihasilkan dari sumber-sumber terbarukan dapat disimpan dalam sistem penyimpanan energi seperti baterai skala besar yang kemudian dapat digunakan saat permintaan tinggi. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan stabilitas jaringan listrik, tetapi juga mempercepat transisi menuju energi terbarukan.

Energi Terbarukan sebagai Pilar Masa Depan Indonesia

Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan energi terbarukan. Potensi energi surya, angin, geotermal, dan biomassa di berbagai wilayah Indonesia sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih jauh dari optimal. Transformasi menuju energi terbarukan memerlukan komitmen dan strategi yang matang dari pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat.

  1. Energi Surya sebagai Solusi di Daerah Terpencil
    Salah satu tantangan terbesar dalam penyediaan energi di Indonesia adalah akses listrik di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil. Di daerah-daerah ini, pembangunan infrastruktur listrik tradisional sering kali sulit dan mahal. Namun, dengan memanfaatkan panel surya, masyarakat di daerah terpencil dapat menghasilkan listrik sendiri tanpa bergantung pada jaringan utama.

Di era Society 5.0, teknologi surya semakin canggih dan terjangkau. Panel surya yang dilengkapi dengan sensor IoT dan sistem penyimpanan energi pintar memungkinkan masyarakat di daerah-daerah terpencil untuk mengakses listrik secara berkelanjutan. Selain itu, inisiatif ini dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon, membantu Indonesia mencapai target pengurangan emisi yang telah ditetapkan dalam perjanjian iklim global.

  1. Energi Geotermal sebagai Tulang Punggung Nasional
    Indonesia memiliki potensi energi geotermal terbesar di dunia, tetapi hanya sebagian kecil yang telah dimanfaatkan. Teknologi di era Society 5.0 memberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi ini. Dengan bantuan AI dan teknologi pengeboran yang lebih canggih, Indonesia dapat mempercepat pembangunan pembangkit listrik geotermal yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Pemanfaatan energi geotermal tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Teknologi Society 5.0 dapat mempercepat pembangunan infrastruktur geotermal dengan lebih efisien, mengurangi biaya investasi, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar energi global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline