Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Open Banking 31: Apa Keunggulan Kompetitifnya?

Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Di era transformasi digital yang semakin berkembang, industri keuangan dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Salah satu terobosan signifikan yang telah mengubah lanskap perbankan global adalah konsep open banking. Melalui model ini, institusi keuangan diberikan peluang untuk menciptakan keunggulan kompetitif dengan lebih terbuka, kolaboratif, dan inovatif dalam melayani nasabah. Open banking tidak hanya mengubah cara bank beroperasi, tetapi juga cara masyarakat mengakses layanan keuangan.

Apa Itu Open Banking?

Open banking adalah pendekatan baru dalam industri keuangan yang memungkinkan bank dan institusi keuangan untuk berbagi data nasabah secara aman dengan pihak ketiga melalui Application Programming Interface (API). Dengan izin dari nasabah, data yang sebelumnya bersifat tertutup kini dapat diakses oleh pihak eksternal seperti perusahaan teknologi finansial (fintech) untuk mengembangkan layanan dan produk keuangan yang lebih inovatif.

Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi, memfasilitasi inovasi, dan menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi nasabah. Open banking berpotensi besar menciptakan persaingan yang lebih sehat antarbank, di mana setiap pemain dalam industri ini harus lebih kreatif dalam menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah.

Keunggulan Kompetitif yang Dihasilkan

Bagi institusi keuangan, implementasi open banking tidak hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga strategi untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa cara open banking dapat memberikan keunggulan tersebut:

  1. Inovasi Produk dan Layanan Melalui API terbuka, bank dapat berkolaborasi dengan fintech untuk menciptakan produk dan layanan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah. Misalnya, pengelolaan keuangan pribadi yang lebih otomatis, pinjaman dengan analisis risiko yang lebih akurat, hingga platform pembayaran yang lebih cepat dan aman. Kolaborasi ini memungkinkan institusi keuangan untuk menawarkan solusi yang lebih beragam, personal, dan efisien.
  2. Pengalaman Nasabah yang Lebih Baik Di dunia yang semakin terhubung, nasabah mengharapkan layanan yang mudah diakses, cepat, dan relevan. Dengan open banking, bank dapat memberikan pengalaman yang lebih terpadu dan sesuai dengan preferensi individu. Misalnya, nasabah dapat mengelola seluruh akun mereka dari berbagai bank dalam satu aplikasi, memudahkan mereka dalam melihat keseluruhan kondisi keuangan dan mengambil keputusan yang lebih baik.
  3. Peningkatan Efisiensi Operasional Open banking juga dapat membantu bank dalam meningkatkan efisiensi operasional. Dengan berbagi data secara terbuka dan aman, bank dapat memanfaatkan teknologi analitik yang lebih canggih untuk memproses data nasabah. Ini memungkinkan pengurangan biaya operasional, otomatisasi proses, serta identifikasi lebih cepat atas peluang pasar dan risiko.
  4. Diversifikasi Sumber Pendapatan Selain produk dan layanan yang lebih inovatif, open banking juga membuka peluang bagi institusi keuangan untuk mengakses aliran pendapatan baru. Misalnya, dengan menjual data atau layanan API kepada pihak ketiga yang dapat menggunakannya untuk mengembangkan aplikasi keuangan baru. Bank juga dapat mengenakan biaya kepada pengembang untuk mengakses API mereka, menciptakan model bisnis baru yang sebelumnya tidak ada.
  5. Keamanan yang Lebih Baik Meski melibatkan berbagi data, open banking dirancang untuk mematuhi standar keamanan yang ketat. Dengan regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa dan Payment Services Directive 2 (PSD2), bank wajib memastikan bahwa data nasabah tetap terlindungi dan hanya digunakan dengan izin eksplisit dari nasabah. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan nasabah, tetapi juga melindungi institusi keuangan dari risiko keamanan yang lebih besar.

Tantangan dan Risiko yang Mesti Diantisipasi

Meski menawarkan berbagai peluang, implementasi open banking juga tidak terlepas dari tantangan dan risiko yang harus diantisipasi oleh institusi keuangan. Tantangan utama adalah bagaimana mengelola data dengan cara yang aman dan patuh terhadap regulasi. Dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat dalam ekosistem ini, ancaman terhadap privasi dan keamanan data nasabah menjadi lebih signifikan. Oleh karena itu, institusi keuangan harus berinvestasi pada teknologi keamanan siber dan membangun sistem proteksi data yang kuat.

Selain itu, adaptasi terhadap open banking juga memerlukan perubahan budaya dan mentalitas dalam organisasi. Bank yang selama ini beroperasi dengan model tertutup dan terpusat, harus membuka diri terhadap kolaborasi dengan pihak ketiga, yang mungkin dilihat sebagai pesaing potensial. Perubahan ini membutuhkan komitmen yang kuat dari manajemen dan seluruh ekosistem keuangan untuk menciptakan lingkungan yang lebih terbuka.

Pengaruh Terhadap Regulasi dan Kebijakan

Penerapan open banking tidak bisa dilepaskan dari regulasi yang mengatur industri keuangan. Di beberapa negara, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang mendorong penerapan open banking sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat persaingan dan inovasi di sektor keuangan. Di Eropa, misalnya, adanya PSD2 menjadi dasar regulasi bagi bank untuk membuka akses data mereka kepada pihak ketiga dengan persetujuan nasabah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline