Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Robohisasi dan Polusi Udara, Solusi dari Perpektif Ekonomi

Diperbarui: 28 September 2024   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penggundulan hutan, atau yang sering disebut sebagai robohisasi, merupakan salah satu isu lingkungan yang paling mendesak di era modern ini. Praktik ini tidak hanya menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas udara dan kesehatan manusia. Disini Kita akan menjelajahi bagaimana deforestasi berkontribusi terhadap peningkatan polusi udara, serta implikasinya bagi kesehatan masyarakat.

1. Hutan sebagai Penyerap Karbon

Hutan memiliki peran krusial dalam mengatur kualitas udara dengan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh pohon-pohon menghasilkan oksigen dan mengurangi konsentrasi CO2, salah satu gas rumah kaca utama yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Ketika hutan ditebang, kapasitas alam untuk menyerap CO2 berkurang secara drastis, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar CO2 di atmosfer.

Sebagai contoh, sebuah studi menunjukkan bahwa deforestasi di Amazon mengakibatkan pelepasan lebih dari 1,1 miliar ton CO2 setiap tahun. Selain itu, ketika pohon-pohon ditebang dan dibakar, karbon yang tersimpan dalam biomassa dilepaskan ke udara, berkontribusi pada polusi udara yang lebih tinggi dan memperburuk efek rumah kaca.

2. Pelepasan Partikulat dan Zat Berbahaya

Penggundulan hutan sering kali diikuti dengan praktik pembakaran untuk membersihkan lahan, yang menghasilkan emisi partikulat dan zat berbahaya lainnya. Pembakaran biomassa menghasilkan asap yang mengandung partikel halus (PM2.5 dan PM10), yang merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Partikulat ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan kematian prematur.

Di negara-negara tropis, seperti Indonesia, kebakaran hutan yang diakibatkan oleh deforestasi sering terjadi selama musim kemarau, meningkatkan polusi udara secara drastis. Misalnya, pada tahun 2015, kebakaran hutan di Indonesia menyebabkan polusi udara yang parah di seluruh wilayah, mempengaruhi kesehatan jutaan orang dan mengakibatkan krisis kesehatan publik.

3. Dampak Terhadap Kualitas Udara Lokal dan Global

Penggundulan hutan tidak hanya memengaruhi kualitas udara lokal tetapi juga berdampak pada skala global. Dengan menurunnya jumlah pohon, proses penyaringan udara alami berkurang, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan di atmosfer. Hasilnya, kualitas udara menjadi lebih buruk, dan masyarakat di daerah perkotaan maupun pedesaan terpapar pada polusi yang lebih tinggi.

Salah satu contoh nyata adalah wilayah yang dekat dengan deforestasi, di mana kadar ozon permukaan sering kali meningkat. Ozon yang terbentuk di permukaan bumi akibat reaksi kimia antara polutan, seperti NOx dan VOCs, dapat menyebabkan iritasi pernapasan dan masalah kesehatan lainnya.

4. Dampak Kesehatan Jangka Panjang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline